Universitas Negeri Semarang

SELAMAT DATANG PARA PEMBACA. Bekerjalah dengan hatimu melalui KONTRIBUSI DAN PENGABDIAN TERBAIK serta gunakan segala potensi yang anda miliki. Pada saat itu anda tidak akan merasa BEKERJA. karena setiap TINDAKAN adalah pilihan YANG MENDATANGKAN KEBAHAGIAAN.

Senin, 27 April 2020

Ketahanan Kesehatan Nasional dan Social Awareness Ditengah Wabah Covid-19

Penulis:
Wiyanto
Dosen Pengampuh Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan 2019/2020-2
Pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pamulang

Kesehatan adalah hal yang paling mendasar,  utama untuk dipenuhi dalam pembangunan bangsa. Sehat yang dimaksud bukan hanya soal sehat SDM atau manusianya, tetapi juga harus sehat sarana dan prasarananya (infrastruktur publik), sehat kelembagaanya, serta sehat dalam pelayanan publiknya, selain yang lainya. Dengan kata lain, untuk menjamin keberlangusngan bangsa harus sehat dalam pengelolaan negaranya. Unsur man, money, method, machine, material harus dalam kondisi sehat.

Sumber Daya Manusia (SDM) memegang peran kunci untuk menjamin kesehatan SDM itu sendiri, sarana dan prasarana, pelayanan publik dan hal lainya. Sebab, secanggih apapun sarana dan prasarana publik (infrastruktur), sebagus apapun sistem pelayanan publik yang dibuat oleh pemerintah, jika tanpa didukung oleh SDM-SDM yang sehat akan berkurang nilai vitalnya. Bahkan tidak dapat memenuhi apa yang menjadi harapan sebagaimana awal dibentuk dan diciptakanya.

Social Awareness dan ketahanan kesehatan nasional khususnya SDM  menjadi perhatian serius penulis belakangan ini. Sehat sebagaimana WHO maksudkan adalah keadaan sejahtera yang meliputi fisik, mental dan sosial yang tidak hanya bebas dari penyakit atau kecacatan. Senada dengan WHO, di dalam UU Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan, yang dimaksud sehat adalah keadaan baik fisik, mental, spiritual, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

Menjadi pertanyaan mendasar saat ini adalah bagaimana ketahanan kesehatan nasional dan  social awareness khususnya SDM saat ini?

Untuk menjawab problematika di atas, perlu diketahui bahwa isu publik yang menjadi problem publik saat ini di Indonesia dan dunia adalah terkait soal merebaknya penyebaran Covid-19.  Data per- 18 April 2020 Pukul 12.00 WIB, terdapat total kasus Covid-19 ada sebanyak 6.248 pasien, jumlah tersebut merupakan hasil akumulasi penambahan 325 kasus dari sebelumnya. Jumlah pasien sembuh juga mengalami penambahan sebanyak 24 pasien sehingga total pasien sembuh sebanyak 631 orang. Sedangkan presentase kematian ada 8.56% (Sumber Kompas.com, Minggu 19 April 2020 Pukul 07:12 WIB).

Selain soal data tersebut, jumlah provinsi terdampak Covid-19 juga cukup tinggi. Berbagai kebijakan dibuat dan diberlakukan sesuai dengan standart dan mekanismenya. Baik di level nasional maupun daerah.

Gambaran Ketahanan Kesehatan Nasional Ditengah Merebaknya Covid-19
Kata “tahan” itu sendiri mengandung arti tahan menderita, tabah, kuat, perihal keteguhan hati, dapat menguasai diri dan tidak kenal menyerah. Sedangkan nasional dalam konteks ini memiliki arti untuk kepentingan bangsa dan negara, rakyat Indonesia pada umumnya. Merujuk pengertian diatas, ketahanan nasional dapat dimaknai sebagai suatu kondisi yang dinamis berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan untuk mengembangkan kekuatan nasional, dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan, serta gangguan baik yang datang dari luar dan dalam yang secara langsung dan tidak langsung yang dapat menghambat dan mengancam tercapainya tujuan nasional yang dicita-citakan.


 ____________________ 
"Social awareness sebagaimana telah mewujud dalam tataran pikir, ucap dan perilaku rakyat Indonesia yang sudah baik ditengah covid-19 ini merupakan asset nasional dan dapat memperkokoh ketahanan kesehatan nasional-ketahanan nasional. Sehingga perlu dijaga, dipelihara dan dirawat keberlanjutanya, bukan hanya ditengah wabah covid-19, tetapi juga dalam hal yang lain".
_____________________
Kekuatan ketahanan nasional hendaknya tidak hanya dimaknai bagaiamana kondisi kekuatan pertahananya yang  berupa, jumlah personil (TNI dan POLRI) dan berapa jumlah alutsista yang dimiliki bila dibandingkan dengan jumlah penduduk atau bahkan dibandingkan dengan kekuatan militer (personil) serta alutsista  yang dimiliki oleh negara lain. Tentu, itu tidak dapat dijadikan satu-satunya parameter. Perlu dilihat pula, berapa jumlah kekuatan pertahanan kita (TNI dan POLRI) yang sehat sebagaimana definisi kesehatan oleh WHO, berapa jumlah alutsista yang sehat dalam artian bisa difungsikan dan sesuai dengan kebutuhan saat ini serta mampu untuk mengantisipasi tantangan masa depan. Hal tersebut manakalah kita lihat dari sudut pandang kekuatan pertahanan dalam mempertahankan wilayah.

Berbicara soal ketahanan kesehatan nasional, tentu tidak hanya tentang kondisi ketahanan  kesehatan TNI dan POLRI selaku garda terdepan dalam menjaga wilayah NKRI serta menjamin ketertiban dan kemanaan masyarakat. Tetapi, ketahanan kesehatan nasional tercermin dari kondisi kesehatan seluruh warga negara, baik mereka yang berprofesi TNI-POLRI, tenaga medis  atau pejabat publik maupun warga negara biasa.

Ketahanan kesehatan nasional  dalam hal ini adalah SDM – masyarakat Indonesia yang merupakan bagian dari ketahanan nasional dapat diartikan sebagai kondisi dinamis tentang bagaimana negara dan warga negaranya mampu memiliki daya tahan dibidang kesehatan dalam menghadapi Ancaman, Tantangan, Hambatan dan Gangguan (ATHG) terkait soal kesehatan dalam berbagai bentuk, situasi dan kondisi serta banyak dan masifnya.

Kekuatan ketahanan kesehatan nasional dapat dilihat dari seberapa besar jumlah SDM-tenaga kesehatan nasional yang bisa bekerja dan memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat, jika dibandingkan dengan jumlah masyarakat Indonesia. Kekuatan ketahanan kesehatan nasional juga dapat dilihat dari sarana dan prasarana kesehatan nasional yang berupa alat-alat dan keperluan dibidang kesehatan yang dapat difungsikan serta tidak kekurangan. Ketahanan kesehatan nasional juga dapat dilihat seberapa mampu konstitusi dan perundang-undangan yang dihasilkan mengatur soal jaminan kesehatan dan penanganan wabah penyakit. Selain itu, ketahanan kesehatan nasional dapat juga dilihat dari seberapa siap dan sigap pemerintah dibidang kesehatan, ketika dihadapkan dengan cepatnya persebaran wabah covid-19.

Kekurangan tenaga medis, sehingga membuka kesempatan sukarelawan untuk ambil peran, kekurangan APD sehingga menggerakkan kesadaran masyarakat untuk membantu tim medis, serta hal lainya, adalah salah satu gambaran ujian ketahanan kesehatan nasional kita saat ini yang tidak dapat dipungkiri.

Banyaknya lembaga sosial, organisasi-organisasi sosial untuk mengambil peran berupa menggalang donasi untuk wabah Covid-19, selanjutnya dibelikan APD, masker, hand sanitizer dan lain-lain, juga tak lepas dari gambaran ketahanan pembiayaan dibidang ketahanan kesehatan nasional.
Selain itu, terlihat dari bagaimana pemerintah sejak awal Covid-19 memberikan daftar rumah sakit-rumah sakit rujukan untuk penanganan Covid-19, kian hari daftar rumah sakit rujukan kian bertambah, ditambah dibukanya wisma atlit dan tempat-tempat  lain sebagai rumah sakit darurat atau sekedar tempat isolasi, juga bagian dari ujian ketahanan kesehatan nasional kita, yang juga tidak dapat dipungkiri.

Social Awarness ditengah wabah covid-19
Social awareness yang biasa disebut sebagai kesadaran sosial merupakan cara individu untuk menganalisa, mengingat dan menggunakan informasi mengenai kejadian atau peristiwa-peristiwa sosial. Social awareness juga dapat dikatakan sebagai bagaimana seorang individu sadar akan keberadaanya dan tanggung jawab sosialnya tanpa ada perintah atau paksaan dari pihak lain.

Manusia sebagai makhluk individu juga sebagai makluh sosial, terdiri dari susunan jiwa dan raga, berkedudukan sebagai makluk yang berdiri sendiri, dan bertuhan, hendaknya sadar akan nilai-nilai fitrah kemanusiaanya.

Sebagai warga negara Indonesia, social awareness juga hendaknya dimiliki sebagai akibat kelahiranya sebagai seorang manusia di dunia, juga sebagai akibat keberadaanya sebagai warga negara. Sebagai seorang manusia yang lahir didunia hendaknya ia tahu dan paham selanjutnya bertindak dengan baik, benar dan tepat, bahwa ia lahir dari mana, dan mau kemana. Bisakah hidup sendiri tanpa menggantungkan dengan manusia lain?. Sebagai akibat dari keberadaanya sebagai warga negara hendaknya menjadi warga negara yang baik yakni warga negara yang good and smart citizen, yang ditandai dengan kesadaran akan hak dan kewajibanya sebagai warga negara.

Di tengah merebaknya wabah Covid-19, social awareness memegang peranan yang sangat penting untuk memperkokoh ketahanan kesehatan nasional. Hal ini terlihat, dari Pertama, bagaimana masyarakat memiliki mindset atau pola pikir yang benar dalam menanggapi problem publik berupa mewabahnya Covid-19 di Indonesia. Walaupun, masih ada beberapa yang perlu mendapatkan perhatian khusus, misalnya masih ditemukan sekelompok masyarakat atau individu yang menolak pemakaman jenazah Covid-19, menolak kehadiran individu kembali ke masyarakat, mengucilkan individu atau keluarga yang terduga Covid-19, mengusir perawat yang menangani pasien Covid-19 dari tempat tingalnya.

Kedua, dapat tercermin bagaimana masyarakat bertindak dalam rangka membantu pemerintah untuk waspada dan mencegah dari dan tertularnya Covid-19. Sebagaimana terlihat, banyak masyarakat yang teregerak hatinya membantu dengan ikhlas baik berupa moril maupun materiil. Masyarakat juga mentaati kebijakan-kebijakan pemerintah kaitanya pencegahan dan penanganan Covid-19, seperti menerapkan social distancing, physical distancing juga dalam bentuk yang lainya. Namun, pelu juga disayangkan manakalah masih dijumpai media sosial-media sosial yang masih menyebar berita hoax dan meresahkan terkait Covid-19.

Social awareness sebagaimana telah mewujud dalam tataran pikir, ucap dan perilaku rakyat Indonesia yang sudah baik ditengah covid-19 ini merupakan asset nasional dan dapat memperkokoh ketahanan kesehatan nasional-ketahanan nasional. Sehingga perlu dijaga, dipelihara dan dirawat keberlanjutanya, bukan hanya ditengah wabah covid-19, tetapi juga dalam hal yang lain. 

Minggu, 03 Maret 2019

Perkuat Profesionalisme dan Kemandirian Karang Taruna Kelurahan Pondok Cabe Udik Dosen Unpam Latih Manajemen Organisasi


Pamulang,Suararepubliknews.co- Mensitir pernyataan Bung Karno “seribu orang tua hanya dapat bermimpi, satu orang pemuda dapat mengubah dunia”, “beri aku seribu orang, dan dengan mereka aku akan menggerakkan Gunung Semeru”. Sedemikian pentingnya kedudukan dan peranan pemuda, dalam pembangunan sehingga masa depan bangsa berada ditangan mereka. Di pundak merekalah harapan dan citacita bangsa ini digantungkan sehingga pemuda dituntut berperan aktif dan tampil terdepan dalam pembangunan bangsa, baik fisik maupun mental spiritual atau karakter.

Karang Taruna adalah organisasi sosial kemasyarakatan sebagai wadah dan sarana pengembangan setiap anggota masyarakat yang tumbuh dan berkembang atas dasar kesadaran dan tanggung jawab sosial dari, oleh dan untuk masyarakat terutama generasi muda di wilayah desa/kelurahan terutama bergerak dibidang usaha kesejahteraan sosial (Pasal 1 Ayat 1 Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor : 77 / HUK / 2010 Tentang Pedoman Dasar Karang Taruna).

Atas dasar itulah, Tim Pegabdian Kepada Masyarakat yang berjumlah 12 (dua belas) orang yang terdiri atas 10 (sepuluh) Dosen dan 2 (dua) mahasiswa Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pamulang mengadakan pelatihan manajemen organisasi bagi kelompok Karang Taruna Kelurahan Pondok Cabe Udik Tangerang Selatan. Dua belas orang tersebut yakni (1) Ferdiansyah, S.E.,M.M.; (2) Wiyanto, S.Pd.,M.M.,CT; (3) Andri Priadi, S.E.,M.M.; (4) Angga Juanda, S.Si.,M.M.; (5) Muhammad Gandung, S.E.,M.M.; (6) Masran Mustakin, S.E.,M.M.; (7) Agung Tri Putranto, S.T.,M.M.; (8) Nurismalatri, S.EI.,M.M.; (9) Moh. Khoiri, S.Pd.,M.M.; (10) Siti Aesah, S.HI.,M.M.; (11) Amirul Shidiq; dan (12) Muhammad Furqon. Dengan harapan usai pelatihan, karang taruna mampu berdaya, mandiri dan profesional sesuai dengan tujuan didirikanya organisasi tersebut.

Hadir dalam kegiatan tersebut adalah pemuda Karang Taruna Kelurahan Pondok Cabe Udik kurang lebih 20 (Dua Puluh) orang. Kegiatan dibuka oleh Bapak Bachrudin selaku ketua karang taruna kemudian disusul sambutan oleh ketua tim pengabdian kepada masyarakat Bapak Ferdiansyah. Kegiatan diakhiri dengan penyerahan kenang-kenangan dari kedua belah pihak, do’a bersama dan sesi foto bersama.

Kegiatan berlangsung usai waktu dhuhur hingga sore hari. Beberapa materi yang disampaikan pada kegiatan tersebut adalah selayang pandang tentang unpam dan karang taruna, manajemen organisasi, kewirausahaan dan menggali ide bisnis untuk karang taruna.

Kerjasama yang baik hendaknya tidak berhenti hingga usai kegiatan, tetapi tetap berlangsung pada kegiatan-kegiatan dalam bentuk lain, tutur Ferdiansya yang juga ketua tim pengabdian.

Minyak wangi yang wanginya semerbak kemasan Ibu Nurismalatri S.EI.,M.M. yang juga dosen unpam menjadi hadiah pada acara tersebut. Selain minyak, buku yang berjudul “Membangun Road Map Career” yang ditulis oleh Wiyanto, S.Pd.,M.M.,CT., yang juga dosen unpam juga dijadikan hadiah bagi peserta yang aktif.(*)

Sumber: https://www.suararepubliknews.co/perkuat-profesionalisme-dan-kemandirian-karang-taruna-kelurahan-pondok-cabe-udik-dosen-unpam-latih-manajemen-organisasi/

Wujudkan Tridarma, Dosen Unpam Bentuk Tim PKM





NONSTOPNEWS.ID - Pengabdian kepada masyarakat, yang menjadi salah satu isi Tridarma Perguruan Tinggi, diwujudkan oleh para dosen Universitas Pamulang (Unpam) Kota Tangerang Selatan (Tangsel).

Terbentuklah Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM), dalam memberikan pelatihan manajemen organisasi dan kewirausahaan.

Dipelopori oleh Ferdiansyah, sekaligus Ketua PKM menyatakan, pelatihan diberikan kepada pengurusan Karang Taruna Pondok Cabe Udik, Pamulang yang baru terbentuk, agar wadah kepemudaan tersebut terampil, dalam berorganisasi, terlebih dalam membentuk usaha-usaha kecil, guna membantu perekonomian masyarakat.

"Tim PKM ini adalah inisiasi para dosen. Bagi dosen, ada Tridarma Perguruan Tinggi. Isinya pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat," kata Ferdiansyah lewat pesan whatsappnya, Minggu (24/02/2019).

Ferdiansyah menambahkan, pelatihan manajemen organisasi dan kewirausahaan tersebut akan terbuka tidak hanya kepada Karang Taruna, tapi juga nanti akan ke masyarakat.

"Karena hal ini menjadi tugas dari dosen dalam hal melaksanakan Tridarma Perguruan Tinggi yang salah satunya adalah kegiatan pengabdian kepada masyarakat," imbuhnya.

"Saat ini, kami Tim PKM memberikan pelatihan kepada Karang Taruna bentukan baru, Karang Taruna Pondok Cabe Udik. Agar wadah pemuda ini, dapat berorganisasi yang baik, membangun karakteristik wirausaha, dalam mengembangkan usaha-usaha kepemudaan, dan kemasyarakatan," tambahnya.

Lebih lanjut Ferdiansyah menuturkan, selain memberikan pelatihan berorganisasi dan kewirausahaan kepada Karang Taruna Pondok Cabe Udik, pihaknya akan melebarkan pelatihan tersebut, kepada Karang Taruna-Karang Taruna yang lain, bahkan lebih luas kepada masyarakat Tangsel.

"Misi dalam pelatihan ini adalah, agar dapat membentuk pemahaman mengenai bagaimana organisasi Karang Taruna dapat dijalankan dengan baik dengan bantuan semua pihak. Baik pengurus maupun anggota, dan juga agar dapat menjadikan Karang Taruna Pondok Cabe Udik, mandiri dalam hal pendanaan untuk operasional organisasi," kata Ferdi.

Di lokasi yang sama Ketua Karang Taruna Pondok Cabe Udik, Bachrudin Wijaya menyatakan apresiasinya kepada inisiatif para dosen tersebut.

"Rasa bangga dan ucapan terimakasih saya sampikan setibggi-tingginya kepada Dosen UNPAM yang bersedia berbagi ilmu kepada teman-teman karang taruna", ungkap Bachruddin Wijaya Selaku Ketua Karang Taruna kelurahan Pondok Cabe Udik.

Tim PKM yang berjumlah 12 orang yang terdiri atas 10 dosen dan 2 mahasiswa Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi Unpam tersebut antara lain, Ferdiansyah, Wiyanto, Andri Priadi, Angga Juanda, Muhammad Gandung, Masran Mustakin, Agung Tri Putranto, Nurismalatri, Moh. Khoiri, Siti Aesah, serta kedua mahasiswa yakni Amirul Shidiq, dan Muhammad Furqon.

Sumber: https://nonstopnews.id/post/wujudkan-tridarma-dosen-unpam-bentuk-tim-pkm

Dosen Prodi Manajemen Unpam Berikan Pelatihan Manajemen Dan Kewirausahaan


Pernyataan Bung Karno “Seribu orang tua hanya dapat bermimpi, satu orang pemuda dapat mengubah dunia”, dan “beri aku seribu orang, dan dengan mereka aku akan menggerakkan Gunung Semeru”.

Sedemikian pentingnya kedudukan dan peranan pemuda, dalam pembangunan sehingga masa depan bangsa berada ditangan mereka. Di pundak merekalah harapan dan citacita bangsa ini digantungkan sehingga pemuda dituntut berperan aktif dan tampil terdepan dalam pembangunan bangsa, baik fisik maupun mental spiritual atau karakter.

Karang Taruna adalah organisasi sosial kemasyarakatan sebagai wadah dan sarana pengembangan setiap anggota masyarakat yang tumbuh dan berkembang atas dasar kesadaran dan tanggung jawab sosial dari, oleh dan untuk masyarakat terutama generasi muda di wilayah desa/kelurahan terutama bergerak dibidang usaha kesejahteraan sosial (Pasal 1 Ayat 1 Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor : 77 / HUK / 2010 Tentang Pedoman Dasar Karang Taruna).

Atas dasar itulah, Tim Pegabdian Kepada Masyarakat yang berjumlah dua belas orang yang terdiri atas sepuluh Dosen dan dua mahasiswa Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pamulang mengadakan pelatihan manajemen organisasi bagi kelompok Karang Taruna Kelurahan Pondok Cabe Udik Tangerang Selatan.

Dua belas orang tersebut yakni : Ferdiansyah, Wiyanto, Andri Priadi, Angga Juanda, Muhammad Gandung, Masran Mustakin, Agung Tri Putranto, Nurismalatri, Moh. Khoiri, Siti Aesah, Amirul Shidiq dan Muhammad Furqon.

“Dengan harapan usai pelatihan, karang taruna mampu berdaya, mandiri dan profesional sesuai dengan tujuan didirikanya organisasi tersebut,” kata Ketua Tim, Ferdiansyah

Hadir dalam kegiatan tersebut adalah pemuda Karang Taruna Kelurahan Pondok Cabe Udik kurang lebih 20 orang. Kegiatan diakhiri dengan penyerahan kenang-kenangan dari kedua belah pihak, do’a bersama dan sesi foto bersama.

“Kerjasama yang baik hendaknya tidak berhenti hingga usai kegiatan, tetapi tetap berlangsung pada kegiatan-kegiatan dalam bentuk lain,” terang Ferdiansyah

Sumber: https://serpongupdate.com/dosen-prodi-manajemen-unpam-berikan-pelatihan-manajemen-dan-kewirausahaan/

Senin, 03 Desember 2018

Dosen Unpam Goes To School: Latih Siswa SMK Fajar Babakan Ciseeng-Bogor Siap Memasuki Dunia Kerja

Bogor, 21 November 2018. TIM Pengabdian Masyarakat yang terdiri dari Dosen Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi UNPAM yang berjumlah 11 Dosen yakni (1) Wiyanto, S.Pd.,M.M.; (2)Gozali Supiandi, S.E.,M.M.; (3) Windy Gustia Wardani, S.Km.,M.M.; (4) Arief Budi Santoso, SS.,M.M.; (5) Bachtiar Arifudin Husein, S.Kom.,M.M.; (6) Eman Sulaeman, SE.,M.M.; (7)Siti Nuraidawati, S.Sos.,M.M.; (8) Udin Saprudin, SE.,M.M.; (9) Ana Septia Rahman, S.Pdi.,M.M.; (10) Lucia Maduningtias, ST.,M.M. dan (11) Priehadi Dhasa Eka, SE.,M.M. Hadir ke SMK Fajar Desa Babakan Kecamatan Ciseeng memberikan pelatihan yang bertajuk "Pelatihan Memasuki Dunia Kerja Bagi Siswa SMK Fajar Babakan Kecamatan Ciseeng-Bogor".

Kegiatan dilaksanakan mulai pagi hari hingga siang hari. Hadir dalam kegiatan tersebut adalah Ade Suherlan, S.Pd.,M.Si., (Sebagai Kepala SMK Fajar); sejumlah guru-guru SMK Fajar, siswa SMK Fajar sebagai peserta pelatihan kurang lebih 150 siswa serta TIM PKM sendiri. 
Foto Bersama Kepala SMK Fajar bersama siswa dengan TIM Pengabdian Dosen Manajemen FE UNPAM Usai Pelatihan
Kegiatan yang di ketuai oleh Wiyanto ini, dilakukan melalui beberapa tahapan. Tahapan tersebut biasa dikenal dengan sebutan ADDIE model yakni:
Tahap 1. Analysis
Pada tahap pertama yang dilakukan adalah survey pendahuluan ini yang dilakukan oleh TIM PKM dengan melakukan kunjungan kelokasi, obsrvasi, interview dengan pihak sekolah menganalisis kebutuhan sasaran PKM
Pada tahap ini data yang diambil adalah: 

  • Client profil, yakni profil SMK Fajar yang meliputi nama sekolah, sejarah pendirian, visi dan misi, tujuan 
  • Client issue and espectation, yakni melihat tantangan yang dihadapi saat ini, issu yang dihadapi saat ini, perilaku atau kondisi yang ada saat ini, serta kondisi yang diharapkan.
  • Menetapkan learner profile, yakni sasaran pelatihan, terkait siapa yang akan mengikuti pelatihan dan berapa jumlah siswa yang akan mengikuti pelatihan serta lokasi pelatihan.
  • Competency, menentukan kompetensi apa yang akan diharapkan setelah mengikuti pelatihan. Skill, knowledge atau attitude, erapa presentasenya.
Tahap 2.  Design
Pada tahap design yang dilakukan adalah menyusun design blue print yang meliputi learning outcome, Key Performa Objective “At the end of the programme, participant must be able to), modul/topik, serta pendekatan yang akan digunakan.
Tahap 3. Development
Tahap yang ketiga adalah melakukan pengembangan isi modul dan strategi penyampaian. Selain itu, dilakukan pula pengemasan materi kedalam bentuk powerpoint yang lebih memukau.
Tahap 4. Implementation
Pada tahap implementasi, merupakan tahapan yang dilakukan setelah rangkaian kegiatan tahap satu hingga tiga selesai. Tahap keempat adalah tahap pen-deliver-an materi ke peserta pelatihan. Mulai dari persiapan ruangan, serta sarana dan prasarananya sebagai pendukung kegiatan.
Tahap 5. Evaluation
Pada tahap ke-lima dilakukan evaluasi. Sebenarnya evaluasi ini dilakukan sejak awal kegiatan yakni disetiap tahapan hingga kegiatan selesai dilakukan. Evaluasi kegiatan PKM ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan Krikpatrick yakni reaction, learning, behavior dan result.

Kepala SMK FAjar Bapak Ade Suherlan, S.Pd.,M.Si., dalam sambutanya menyampaikan ucapan selamat datang kepada TIM Dosen dari Prodi Manajemen FE UNPAM serta berharap seluruh siswa peserta pelatihan untuk mengikuti kegiatan dengan baik. Sebab, tidak semua sekolah mendapatkan kesempatan seperti ini. 
"Bapak/Ibu Dosen merupakan Guru-nya Guru", tutur Pak Ade Suherlan yang juga kepala SMK Fajar-Babakan. Sebab Bapak/Ibu guru yang ada di SMK belajarnya sama beliau yakni para dosen yang ada di perguruan tinggi.
Kegiatan dilaksanakan sejak pagi hari hingga siang hari. Buku berjudul "Membangun Road Map Career" yang ditulis oleh salah satu Dosen Prodi Manajemen UNPAM menjadi hadiah untuk peserta training. Pada kegiatan tersebut beberapa materi pelatihan yang disampaikan kepada siswa SMK Fajar oleh Dosen Prodi Manajemen FE UNPAM adalah:
  1. Isu terkini terkait jumlah lulusan dan pengangguran serta menangkan peluang
  2.  Menentukan tujuan dan/atau cita-cita, pekerjaan (Vision Board) usai lulus SMK sesuai dengan potensi yang dimiliki.
  3. Strategi mendapatkan prospek sebagai tempat bekerja usai lulus SMK.
  4. Menyiapkan berkas-berkas/dokumen sebelum memasuki dunia kerja.
  5. Mengenal tipe-tipe soal psikotest dan teknik memecahkanya.
  6. Teknik memahami wawancara kerja.
  7. Memilih kampus yang tepat sesuai dengan situasi dan kondisi pribadi siswa.


Kegiatan pelatihan berlangsung sangat baik, diawal kegiatan seluruh peserta training melantunkan Asma'ul husna dengan dua nada. Yakni nada khas pesantren salafiah dan nada khas ESQ. Kegiatan dibuka oleh Kepala SMK Fajar Babakan Bapak Ade Suherlan, S.Pd.,M.Si serta ditutup dengan kegiatan do'a bersama, serah terima kenang-kenangan, foto bersama dan sholat dhuhur berjama'ah. #RED