Universitas Negeri Semarang

SELAMAT DATANG PARA PEMBACA. Bekerjalah dengan hatimu melalui KONTRIBUSI DAN PENGABDIAN TERBAIK serta gunakan segala potensi yang anda miliki. Pada saat itu anda tidak akan merasa BEKERJA. karena setiap TINDAKAN adalah pilihan YANG MENDATANGKAN KEBAHAGIAAN.

Jumat, 24 Februari 2012

PENANGGULANGAN KEMISKINAN MELALUI PENANAMAN JIWA KEWIRAUSAHAAN ANAK USIA DINI PADA KELUARGA MISKIN


Kata Kunci; Kemiskinan, Penanaman Jiwa Kewirausahaan, Usia Dini
Kemiskinan masih menjadi masalah sosial yang serius. Pemerintah selalu berupaya untuk menanggulanginya. Dalam menanggulangi kemiskinan pemerintah hanya memberikan penanganan ketika si miskin sudah dewasa. Penanggulangan kemiskinan tidak dilakukan sejak usia dini. Hal tersebut mengakibatkan orang miskin untuk beranjak dari lingkaran setan sangat sulit. Kerana bantuan-bantuan yang diberikan pemerintah hanya sifatnya sementara untuk memenuhi kebutuhan hidup saja kurang. Salah satu solusi untuk mengatasi masalah tersebut adalah melalui penanaman jiwa kewirausahaan pada keluarga miskin usia dini.
Rumusan masalah dalam karya tulis ini adalah; (1) Mengapa penanggulangan kemiskinan melalui penanaman jiwa kewirausahaan anak usia dini pada keluarga miskin?, (2) Bagaimanakah implementasi penanggulangan kemiskinan melalui penanaman jiwa kewirausahaan anak usia dini pada keluarga miskin. tujuan dari karya tulis ini adalah; (1) Menjelaskan mengapa penanggulangan kemiskinan melalui penanaman jiwa kewirausahaan anak usia dini pada keluarga miskin. (2) Menjelaskan bagaimana implementasi penanggulangan kemiskinan melalui jiwa kewirausahaan anak usia dini pada keluarga miskin.
Penanggulanagan kemiskinan melalui panama jiwa kewirausahaan anak usia dini pada keluarga miskin merupakan salah satu alternative yang relevan untuk menanggulangi kemiskinan yang ada selama ini. Kemiskinan yang diibaratkan sebagai lingkaran setan dapat teratasi. Penanggulangan kemiskinan sejak usia dini pada keluarga miskin (sejak belum produktif) apabila dilakukan misalnya memebrikan pendidikan khusus dapat dijadikan sebagai ivestasi sosial untuk bekal mendapatkan pekerjaan, pendapatan, berpengeluaran dan menabung sebagai jaminan sosial yang diciptakan sendiri pada usia dewasa/tua atau pada usia produktif.
Dalam mengimplementasikan penanggulangan kemiskinan pada keluarga miskin perlu adannya sinergi anta komponen (stake houlder) misalnya; penduduk miskin sbg pelaku utama, masyarakat lokal yg lebih maju, lembaga swadaya masyarakat, usaha nasional, bumn, pemerintah daerah, nasional, perguruan tinggi, unsur pengawasan pengendalian, dan pihak lain jika diperlukan. 
Saran yang dapat saya berikan adalah pemerintah harus secepatnya menindak lanjuti melalui kebijakannya dalam rangaka menanggulangi kemiskinan melalui penanaman jiwa kewira usahaan anak usia dini pada keluarga miskin. Karena pemerintahlah yang memiliki peran utama dalam penanggulangan kemiskinan. Pemerintah yang mengawali untuk mengimplementasikan kebijakan ini.

Selasa, 21 Februari 2012

MISKIN ILMU, TIDAK HARUS PUTUS ASA


MISKIN ILMU, TIDAK HARUS PUTUS ASA
(seri otak kanan)
Oleh: Wiyanto

Pada suatu kesempatan Si kaya ilmu bertanya pada Si miskin ilmu...
Si Kaya Ilmu            : “Kok nggak ikut diskusi Mas, Kita kan dapat  bertukar pikiran, pengalaman. Ya itung-itung menyumbangkan ( baca sedekah) sedikit ilmu yang kita miliki, Mas?”
Si Miskin Ilmu         : “Nggak ah! Takut ilmuku berkurang, takut mereka jadi pintar, malah saya jadi miskin ilmu!”
Si Kaya Ilmu            : “Takut jadi miskin ilmu? Kayak pernah kaya ilmu saja!”
Si Miskin Ilmu         : “Jangan ngeledek ya!”
Si Kaya Ilmu            : “Maaf. Ngepasin. Heeeeeeeee. Mas saya nasehatin ni, sebenarnya orang yang masih miskin ilmu juga perlu menyumbangkan gagasan, pemikiran. Itung-itung gak bisa sedekah uang kita bisa sedekah ilmu”. (lihat Qs.65:7)
Si Miskin Ilmu         : “Ah banyak orang pandai, banyak title (S, M, D, P, A, I) dan kaya ilmu hidupnya gak bahagia.”
Si Kaya Ilmu            : “BETUL.Cuma lebih banyak lagi orang yang miskin ilmu dan tidak bahagia aliyas hidup menderita.”
Si Miskin Ilmu         : “Jangan salah! Walaupun saya miskin ilmu saya tidak pernah sombong.”
Si Kaya Ilmu            : “Lha, itu sih wajar. Masak miskin ilmu sombong apa kata orang?”
Si Miskin Ilmu         : “Ralat. Maksudnya walaupun miskin ilmu saya nggak pernah bohong. Selalu JUJUR.”
Si Kaya Ilmu            : “Nah JUJUR-nya diterusin dan miskin ilmunya jangan diterusin. Banyak-banyaklah belajar, belajar dan belajar. Beli buku, baca buku, koran majalah, jurnal, dan lain-lain, belajarlah dari pisau semakin di asah semakin tajam.”
Si Miskin Ilmu         : “Tapi miskin ilmu itu kan takdir.”
Si Kaya Ilmu            : “Siapa bilang. Mas DENGARKAN!
1.      Pada dasarnya tuhan hanya memberikan kekayaan (baca kekayaan ilmu) dan kecukupan (baca kecukupan ilmu). Dia tidak pernah memberikan kemiskinan.
2.      Ketika kalah dalam suatu perang Nabi segera introspeksi dan mengoreksi timnya. Bukan-nya mencari-cari alasan dan menyalah-nyalahkan takdir, layaknya perangai pecundang.
3.      Demikian pula, miskin ilmu itu buah dari do’a, ibadah dan ikhtiar manusia.
4.      Jadi kaya atau miskin itu adalah pilihan bukan takdir.
5.      Bicara soal takdir.
Tuhan-lah yang menetapkan takdir, BENAR?
Nah sekiranya dia mau kira-kira dia bisa merubah takdir, BENAR?
Yah pasti bisa kan dia itu Maha Berkehendak!
Yah pasti bisa! Kan dia itu Maha Berkuasa!
Pastilah dia bisa merubah segala sesuatu, termasuk takdir, BENAR? Di mana dia dapat meneruskan ketatapan itu merubahnya atau menghapusnya.” (Lihat Qs-13:39)
Si Miskin Ilmu         : “berarti saya harus kaya ilmu.”
Si Kaya Ilmu            : “BENAR. Kita harus kaya ilmu dan bersedekah dengan ilmu. Dengan sedekah ilmu, Ilmu kita bertambah, nasib berubah untuk kemaslahatan umat manusia. AMIN
Cerita diatas semoga dapat membuka mata, pikiran dan hati kita semua untuk senantiasa belajar, berbagi limu yang kita miliki kepada siapapun, dimanapun dan kapanpun. Bagi teman-teman Si ikutlah organisasi keSian, ikutlah diskusi, berbagilah kepada teman, sisihkan uang untuk beli buku, majalah, koran, jurnal dan lain-lain. Banyak-banyaklah membaca apapun itu untuk memperkaya ilmu kita. Akhirnya saya ucapkan selamat hidup dengan kaya ilmu.

Minggu, 19 Februari 2012

TINGKATAN DOMAIN KOGNITIF



TINGKATAN DOMAIN KOGNITIF

Tingkat
Deskripsi
I.Pengeta-huan
Arti : • Pengetahuan terhadap fakta, konsep, definisi, nama, peristiwa, tahun, daftar, rumus, teori, dan kesimpulan.
Contoh kegiatan belajar:
• mengemukakan arti
• menamakan
• membuat daftar
• menentukan lokasi
• mendeskripsikan sesuatu
• menceritakan apa yang terjadi
• menguraikan apa yang terjadi
II. Pema-haman
Arti : • Pengertian terhadap hubungan antar-faktor, antar konsep, dan antar-data, hubungan sebab-akibat, dan penarikan kesimpulan
Contoh kegiatan belajar:
  mengungkapkan gagasan/pendapat dengan katakata sendiri
• membedakan, membandingkan
• mengintepretasi data
• mendiskripsi dengan kata-kata sendiri
• menjelaskan gagasan pokok
• menceritakan kembali dengan kata-kata sendiri
III. Aplikasi
Arti : • Menggunakan pengetahuan untuk memecahkan masalah
• Menerapkan pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari

Contoh kegiatan belajar:
• menghitung kebutuhan
• melakukan percobaan
• membuat peta
• membuat model
• merancang strategi
IV. Analisis
Arti : • Menentukan bagian-bagian dari suatu masalah, penyelesaian, atau gagasan dan menunjukkan hubungan antar-bagian tersebut.
Contoh kegiatan belajar:
• mengidentifikasi faktor penyebab
• merumuskan masalah
• mengajukan pertanyaan untuk memperoleh informasi
• membuat grafik
• mengkaji ulang
V. Sintesis
Arti : • Menggabungkan berbagai informasi menjadi satu kesimpulan atau konsep
• Meramu/merangkai berbagai gagasan menjadi suatu hal yang baru
Contoh kegiatan belajar:
• membuat desain
• mengarang komposisi lagu
• menemukan solusi masalah
• memprediksi
• merancang model mobil-mobilan, pesawat sederhana
• menciptakan produk baru
VI. Evaluasi
Arti : • Mempertimbangkan dan menilai benarsalah, baik-buruk, bermanfaat-tak bermanfaat

Contoh kegiatan belajar:
• mempertahankan pendapat
• beradu argumentasi
• memilih solusi yang lebih baik
• menyusun kriteria penilaian
• menyarankan perubahan
• menulis laporan
• membahas suatu kasus
• menyarankan strategi baru.


 TINGKATAN DOMAIN AFEKTIF

Tingkat
Deskripsi
I. Penerimaan (Receiving)

Arti : • Kepekaan (keinginan menerima/ memperhatikan) terhadap fenomena dan stimuli
 • Menunjukkan perhatian yang terkontrol dan terseleksi
Contoh kegiatan belajar:
• sering mendengarkan musik
• senang membaca puisi
• senang mengerjakan soal matematika
• ingin menonton sesuatu
• senang membaca cerita
• senang menyanyikan lagu
II. Responsi
(Responding)

Arti : • Menunjukkan perhatian aktif
• Melakukan sesuatu dengan/tentang fenomena
• Setuju, ingin, puas meresponsi (menanggapi)
Contoh kegiatan belajar:
• mentaati aturan
• mengerjakan tugas
• mengungkapkan perasaan
• menanggapi pendapat
• meminta maaf atas kesalahan
• mendamaikan orang yang bertengkar
• menunjukkan empati
• menulis puisi
• melakukan renungan
• melakukan introspeksi
III. Acuan nilai
(Valuing)

Arti : • Menunjukkan konsistensi perilaku yang mengandung nilai
•Termotivasi berperilaku sesuai dengan nilai-nilai yang pasti
•Tingkatan: menerima, lebih menyukai, dan menunjukkan komitmen terhadap suatu nilai
Contoh kegiatan belajar:
• mengapresiasi seni
• menghargai peran
• menunjukkan keprihatinan
• menunjukkan alasan perasaan jengkel
• mengoleksi kaset lagu, novel, atau barang antik
• melakukan upaya pelestarian lingkungan hidup
menunjukkan simpati kepada korban pelanggaran HAM
• menjelaskan alasan senang membaca novel
IV. Organi-sasi
Arti: • Mengorganisasi nilai-nilai yang relevan ke dalam latu sistem.
• Menentukan saling hubungan antar nilai
• Memantapkan suatu nilai yang dominan dan diterima di mana-mana
• Tingkatan : - Konseptualisasi suatu nilai - Organisasi suatu sistem nilai
Contoh kegiatan belajar:
• bertanggung jawab terhadap perilaku
• menerima kelebihan dan kekurangan pribadi
• membuat rancangan hidup masa depan
• merefleksi pengalaman dalam hal tertentu
• membahas cara melestarikan lingkungan hidup
• merenungkan makna ayat kitab suci bagi kehidupan
V. Karakteri-sasi (menjadi karakter)

Arti : • Suatu nilai/sistem nilai telah menjadi karakter
• Nilai-nilai tertentu telah mendapat tempat dalam hirarki nilai individu, diorganisasi secara konsisten, dan telah mampu mengontrol tingkah laku individu.
Contoh kegiatan belajar:
• rajin, tepat waktu, berdisiplin diri
• mandiri dalam bekerja secara independen
• objektif dalam memecahkan masalah
• mempertahankan pola hidup sehat
• menilai fasilitas umum dan mengajukan saran perbaikan
• menyarankan pemecahan masalah HAM
• menilai kebiasaan konsumsi
• mendiskusikan cara-cara menyelesaikan konflik antar-teman



TINGKATAN DOMAIN PSIKOMOTOR
Tingkat
Deskripsi
I. Gerakan refleks
Arti : • Gerakan refleks adalah basis semua perilaku bergerak
• Responsi terhadap stimulus tanpa sadar Misalnya: melompat, menunduk, berjalan, menggerakkan leher dan kepala, mengenggam, memegang
Contoh kegiatan belajar:
• mengupas mangga dengan pisau
• memotong dahan bunga
• menampilkan ekspresi yang berbeda
• meniru gerakan polisi lalu lintas, juru parkir
• meniru gerakan daun berbagai tumbuhan yang diterpa angin.
II. Gerakan dasar (Basic fundamental
movements)

Arti:  • Gerakan ini muncul tanpa latihan tapi dapat  diperhalus melalui praktik
• Gerakan ini terpola dan dapat ditebak 
Contoh kegiatan belajar:
  Contoh gerakan tak berpindah: bergoyang, membungkuk, merentang, mendorong, menarik, memeluk, berputar
  Contoh gerakan berpindah: merangkak, maju perlahan-lahan, meluncur, berjalan, berlari, meloncat-loncat, berputar mengitari, memanjat
  Contoh gerakan manipulasi: menyusun balok/blok, menggunting, menggambar dengan crayon, memegang dan melepas objek, blok, atau mainan
  Keterampilan gerak tangan dan jari-jari: memainkan bola, menggambar.
III. Gerakan persepsi
(Perceptual
abilities)

Arti:  • Gerakan sudah lebih meningkat karena dibantu kemampuan perseptual
Contoh kegiatan belajar:
• menangkap bola, mendrible bola
• melompat dari satu petak ke petak lain dengan 1 kali sambil menjaga keseimbangan
• memilih satu objek kecil dari sekelompok objek yang kurannya bervariasi
• membaca
• melihat terbangnya bola pingpong
• melihat gerak pendulun
• menggambar simbol geometri
• menulis alfabet
• mengulangi pola gerak tarian
• memukul bola tenis, pingpong
• membedakan bunyi beragam alat musik
• membedakan suara berbagai binatang
• mengulangi ritme lagu yang pernah didengar
• membedakan berbagai tekstur dengan meraba
IV. Gerakan
kemampuan fisik (Psysical abilities)

Arti : • Gerak lebih efisien • Berkembang melalui kematangan dan belajar

Contoh kegiatan belajar:
  menggerakkan otot/sekelompok otot selama waktu tertentu
  berlari jauh
  mengangkat beban, menarik-mendorong, melakukan push-ups, kegiatan memperkuat lengan, kaki, dan perut
  menari
• melakukan senam
  melakukan gerak pesenam, pemain biola, pemain bola
V. Gerakan terampil (Skilled movements)

Arti : • Dapat mengontrol berbagai tingkatan gerak
•Terampil, tangkas, cekatan melalukan gerakan yang sulit dan rumit (kompleks)
Contoh kegiatan belajar:
• melakukan gerakan terampil berbagai cabang olahraga
• menari, berdansa
• membuat kerajinan tangan
• menggergaji
• mengetik
• bermain piano
• memanah
• skating
• melakukan gerak akrobatik
• melakukan koprol yang sulit
VI. Gerakan indah dan kreatif (Non-discursive communication)

Arti : • Mengkomunikasikan perasaan melalui gerakan
• Gerak estetik: gerakan-gerakan terampil yang efisien dan indah
• Gerak kreatif: gerakan-gerakan pada tingkat tertinggi untuk mengkomunikasikan peran
Contoh kegiatan belajar:
  kerja seni yang bermutu (membuat patung, melukis, menari balet, melakukan senam tingkat tinggi, bermain drama (acting)
  keterampilan olahraga tingkat tinggi