Hari-hari
Terus Berlalu
Tiada
pernah berhenti
Seribu
rintang jalan berliku
Bukanlah
suatu penghalang
Hadapilah
segala tantangan
Mohon
petunjuk yang kuasa
Ciptakanlah
kerukunan bangsa
Kobarkanlah,
dalam dada
Semangat
jiwa pancasila
Reff.
Hidup
tiada mungkin...
Tanpa
perjuangan,
Tanpa
pengorbanan,
Mulia
adanya
Berpegangan
tangan...
Demi
masa depan indonesia jaya
Sebuah lirik
lagu yang mengiringi hari-hariku di tempat tugas. Indonesia Jaya judulnya karya
Harvey Malaiholo. Itu merupakan salah satu lagu yang selalu saya ingat, saya
nyanyikan dikala motivasi saya menurun. Ibarat lagu itu telah menghipnotis Aku.
Ketika semangat menurun saya nyanyikan lagu itu, tidak tahu kenapa semangat
saya kembali kuat. Inilah tantangan saya. Saya harus dapat mengatasinya.
MENGINGAT. Sejak
saya mengikuti seleksi wawancara saya ditanya
oleh tim penyeleksi salah satu pertanyaanya adalah “daerah mana yang ingin kamu
tuju mas?”. Dengan tegas saya jawab NTT Bapak.
“Kamu nanti minoritas lho mas, apakah siap?” saya jawab “siap dengan
segala konsekuensinya”.
Seleksi di
umumkan, saya ternyata lolos. Sesuai jadwal yang telah ditentukan saya
mengikuti pembekalan selama dua minggu di Pusdiklat Provinsi Jawa Tengah. Usai pembekalan saya diberangkatkan sampai ke
lokasi yaitu Kabupaten manggarai NTT.
Perjalanan
saya lalui. Berangkat dari semarang naik bus menuju Bandar Udara Juanda si
Surabaya. Dari Surabaya perjalanan saya lanjutkan dengan pesawat merpati sampai
Bandar Udara Denpasar Bali. Saya transit sebentar. Perjalanan saya lanjutkan
dengan pesawat yang sama menuju ke Bandar Udara Komodo Labuhan Bajo. Untuk
menuju ke Kabupaten manggarai dari Bandar Udara Komodo Labuhan Bajo saya harus
naik Travel dengan perjalanan kurang lebih 6 jam. Rute perjalanan yang dilalui
tidak seperti di jawa, jalan lebar dan datar. Kini saya harus melewati jalan yang
terjal. Kanan dan kiri jalan adalah bukit yang terjal. Jalan mendaki tinggi.
Banyak tikungan yang nanjak. Orang bilang S kuadrat karena saking banyak
tikungan, dan jalan naik maka kami menyebutkan S kuadrat-kuadrat. Perjalanan
yang indah memang. Tapi penuh tantangan. Saya bayangkan jika supir terlena saat
mengendarai mobil gimana ya?.
Tiba saya di
kabupaten manggarai. Melihat daftar rencana penempatan di dinas PPO kabupaten
saya ditempatkan di SMP Negeri 1 Ruteng-Cancar Kecamatan Ruteng, kabupaten
manggarai NTT. Senang rasanya usai melihat itu. Setidaknya sedikit telah
memberikan gambaran kepada saya. Karena SMP N 1 maka setidaknya masih dekat
dengan Kota.
Pagi itu
saya bersama rekan-rekan mengunjungi lokasi sekolah. Letak SMP N 1
Ruteng-Cancar dekat dengan kecamatan ruteng, dekat dengan jalan raya, listrik
sudah masuk ke sekolah. Terlihat dari kaca banyak komputer di dalam salah satu
ruang sekolah. Dibagian pojok bawah sekolah terlihat baru ada proyek pembuatan
sumur bor. Setidaknya telah memberikan gambaran sekolah tempat untuk
mengabdikan diri saya nanti. Pada waktu itu saya ketemu dengan penjaga sekolah.
Saya sempat ngobrol dan foto bersama di pintu gerbang sekolah.
Namun, saya
tidak boleh berlegah diri.
Lebih jauh
lagi, lokasi tempat tinggal saya adalah penduduknya 99,9% menganut agama Katolik. Saya muslim.
Saya di sini minoritas. saya harus siap mengahadapi itu.
Selain itu, dari
segi budaya, adat, bahasa daerah dan kebiasaan yang dimiliki oleh masyarakat
jelas berbeda. Misalnya saja, masyarakat banyak yang beternak Babi, dan
memelihara anjing. Perlu di ketahui hampir setiap kepala keluarga memelihara
babi disini. Jelas hewan ini di agama saya adalah hewan dilarang dimakan
dagingnya. dan harus hati-hati dengan najis yang di timbulkannya.
..........................................................
Hari
pertama saya masuk ke sekolah. Saya katakan ini orientasi bagi saya. Setelah
ditelusuri jumlah siswa dalam sekolah ini adalah 1000 lebih. Jumlah rombongan
belajar 24. Dengan rincian kelas VII ada 7 rombongan belajar, kelas VIII 9
rombongan belajar dan kelas IX 8 rombongan belajar. Jumlah guru PNS 27 dan non
PNS 6. Ditambah dengan guru SM-3T sejumlah 4 sarjana.
.........................................................
Hari-hari
saya lalui. Kegiatan bemalajar mengajar saya lakukan. Saya menemukan
kejanggalan.
Di sini
adalah tantangan saya.
......................................................
Jika
teman-teman saya dihadapkan pada masalah kondisi medan , listrik, sinyal. Saya
dihadapkan pada kondisi sekolah yang boleh saya katakan perlu adanya perbaikan
manajemen. Belum lagi dihadapkan dengan persoalan kedisiplinan, etos kerja
guru. Saya katakan inilah tantangan saya. Untuk berani mengajak dan mengatakan mari.
Sekolah ini
akan luar biasa jika seluruh komponen memiliki rasa saling memiliki
mendukungnya. Baik itu kepala sekolah, guru, pegawai tata usaha, komite,
orangtua siawa, pengawas sekolah, dan seluruh komponen yang terlibat.
Pendidikan
pada dasarnya adalah bagaimana membuat siswa menjadi sadar. Pendidikan bagi siswa yang menyadarkan
bukan hanya mendidik siswa untuk patuh. Karena setelah saya perhatikan
ternyata mereka patuh bukan karena kesadarnya tetapi karena mereka takut.
Masih banyak
lainya
..........................................................
Memang sekolah
jika mau memanfaatkan apa yang dimiliki oleh sekolah, menggunakan segala sumber
daya yang ada maka sekolah ini akan menjadi sekolah luar biasa.
Dengan
segala kelemahan yang ada. Saya katakan ini adalah tantangan saya.
................................................
Saya bicara
apa adanya, bukan ada apanya dan bukan
mengada-ada
...................................................
Walaupun
saya dihadapkan dengan lokasi daerah yang jauh berbeda baik dari segi adat
budaya dan bahasa, saya berfikir bahwa tetap satu juga yaitu Indonesia. Sesuai
dengan semboyan “Bhinneka Tunggal Ika”. Walupun berbeda-beda tetapi tetap satu
jua. Maksudnya walaupun saya dihadapkan pada kondisi daerah yang berbeda dengan
tempat kelahiran saya baik agama, budaya, adat, kebiasaan, dan bahasa daerah
yang berbeda tetapi saya katakan semuanya adalah satu. Yaitu bangsa Indonesia.
Dengan
adanya perbedaan yang ada itu tidak menjadi masalah bagi saya dan saya tidak
mempermasalahkanya. Justru dengan adanya
perbedaan tersebut, kita jadikan suatu kekayaan sehingga tercipta suasana yang
aman, tentram dan harmonis.
Disadari
atau tidak, memang dalam menjalankan segala aktifitas tidak semulus yang aku
bayangkan. Tidak semudah ketika saya membalikkan telapak tangan.
Saya yakin
Tuhan telah menciptakan manusia dengan segala potensi yang dimilikinya. Potensi itu tidak dimiliki
oleh mahluk-mahluk ciptaan tuhan yang lainya misalnya hewan. Maka saya berusaha
dengan segala potensi yang saya miliki.
Saya
berusaha dengan segala keterbatasan, dengan segala kesulitan, segala kelemahan
menjadi sesuatu yang berharga segala sesuatu yang luar biasa. Saya tidak boleh menyalahkan, tidak
mempermasalahkan keadaan tetapi bagaimana manciptakan keadaan. Denagn segala
keterbatasan saya harus dapat menjadikanya sebagai sebuah prestasi yang tinggi.
Untuk itu perlu adanya dukungan. Dengan ketulusan hati, segala amal-amal
terpuji, dengan jiwa pahlawan sejati. Supaya semua jadi berarti.
Mari berbagi
untuk negeri,
Mari berbagi
dengan inspirasi,
Mari menjadi
teladan sejati,
Mari
.......Mari..............
Setidaknya,
Sejak
munculnya program SM-3T, yang disambut baik sarjana-sarjana indonesia yang luar
biasa, yang dapat dibuktikan dari jumlah pendaftar yang begitu banyak. Telah
mewarnai perjalanan pendidikan di indonesia. Sebagai sarjana pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan peristiwa ini menandakan; dengan munculnya
sarjana-sarjana yang terpanggil untuk mengabdikan dirinya di daerah 3T
(terdepan, terluar dan tertinggal) menandakan munculnya kesadaran nasionalisme
sarjana-sarjana di indonesia. Ibarat matahari yang baru terbit di ufuk timur. Munculnya matahari menandakan pergantian malam
dan siang. Dari gelap menuju terang.
Munculnya sarjana-sarjana yang siap mengabdikan dirinya di daerah 3T dapat
memberika pencerahan, menghilangkan keterbelakangan, memberikan semangat baru
yang membangunkan dan menyadarkan. Untuk itu mari kita samakan persepsi kita.
Mari kita miliki
Muku ca pu’u
toe woleng curup (kesatuan kata)
Pung ca tiwu
neka woleng wintuk (kesatuan tindakan)
Teu ca
ambong neka woleng lako (kesatuan langkah)
Untuk Maju
Bersama Mencerdaskan Indonesia!.(Wiyanto, S.Pd.)
--------------------SM-3T
000314----------------
blogwalking...
BalasHapusblogwalking..
BalasHapus