Personal Grup Lawak Cagur (Narji Cagur) Memilih Kuliah S2 di UNPAM dan Mengisi Kuliah Umum Bersama Prof. Azyumardi Azra, CBE
Pamulang, 8 Agustus 2015. Universitas
Pamulang menyelenggarakan kuliah umum dengan tema “Karakteristik Dosen
Masa Depan” di Aula Lantai 8 Gedung Stikes. Acara dihadiri oleh ketua
Yayasan Sasmita Jaya Yakni Bpk. H. Darsono. Pak Darsono Sapaan akrabnya yang
keseharianya lebih banyak dihabiskan bersama ternak sapinya. Karena hobinya
beternak, ketika dicari di rumahnya, jika tidak ada pasti sudah ada di tengah-tengah
sapi ternak-nya. Andaikan masih mudah mungkin sapaan yang paling tepat untuknya
adalah Cah Angon, seperti pada lirik lagu Ilir - Ilir-nya
Sunan Kali Jaga. Ya Cah Angon, yakni anak muda yang suka menggembala
sapi, beternak sapi. Tetapi beliau sangat luarbiasa berjasa dibidang
pendidikan, bukti dedikasi beliau dibidang pendidikan adalah dengan berdirinya
Universitas Pamulang.
Selain Ketua Yayasan, yang hadir pada kuliah
umum tersebut adalah Pejabat Rektorat serta jajaranya, Mahasiswa Pasca Sarjana
Magister Manajemen (MM), Magister Hukum (MH), dan Magister Teknik Komputer. Selain itu, acara juga dihadiri oleh
para dosen baru, dan calon dosen baru.
Tepat Jam 08.50 WIB penulis tiba di kampus UNPAM, langsung menuju pintu
lift untuk menuju ke Lt.8. Sudah
lumayan banyak peserta yang datang pada pagi hari itu. Namun kursi deretan
nomor 1, 2, dan 3 dari depan masih kosong. Akhirnya dengan percaya diri penulis
duduk di kursi urutan nomor tiga dari depan. Sontak kaget, ketika penulis menengok
kekiri jarak 3 kursi, dipikiran penulis kelihatanya saya pernah melihat orang
itu yang sering tampil distasiun televisi. Namun, sayapun tidak ngomong apa-apa.
Karena, dengan jarak tiga kursi, serta saya berpikiran banyak orang yang mirip
dengan apa yang saya lihat.
Acara
dibuka oleh Rektor UNPAM, Bpk. Dr. H. Dayat Hidayat, MM. Rektor menyampaikan ucapan terimakasih kepada
seluruh peserta kuliah, serta memohon kepada pembicara untuk memberikan kapsul
dan suplemen suplemennya agar para dosen UNPAM, calon dosen baru unpam menjadi
segar. Rektor juga menyatakan bahwa para dosen agar tidak hanya memiliki
kompetensi yang baik sesuai disiplin ilmu yang dimiliki, tetapi juga harus
memiliki akhlak dan kepribadian yang baik pula. Setelah Pak Rektor memberikan
sambutan, saya baru ngeh, benar apa yang saya pikirkan, bahwa Ia adalah pelawak
yang sering saya lihat di stasiun televisi. Tepatnya Grup lawak Cagur.
Akhirnya
salah satu personal Grup Lawak Nasional Cagurpun ikut menghangatkan suasana
kuliah umum. Ya Narji Cagur sapaan akrap yang dipakainya. Narji Cagur datang ke
UNPAM bukan semata-mata untuk melawak, akan tetapi Ia berstatus sebagai mahasiswa
baru pasca sarjana UNPAM. Menjadi pertanyaan tersendiri bahwa Narji Cagur yang
notabene sebagai pelawak kondang, serta sudah
tidak asing lagi di mata masyarakat, karena hampir setiap hari tampil di
stasiun televisi. Begitu juga di Jakarta masih banyak perguruan tinggi negeri
dan swasta di jakarta yang bagus. Tetapi, Narji Cagur menjatuhkan pilihanya di
UNPAM sebagai tempat kuliahnya. Sehingga
pada acara tersebut pihak rektoratpun memintanya untuk menyampaikan kesan
pesanya mengapa Ia menjatuhkan pilihan untuk kuliah di UNPAM.
Suasana
gelak tawa langsung muncul dari semua peserta kuliah ketika Narji Cagur baru
jalan dari kursi menuju ke atas panggung. Dengan spontan Narji cagur langsung
bicara. Mohon, maaf ketika saya jalan menuju panggung kenapa Anda pada tertawa,
menertawakan saya, memangnya ada yang salah dengan saya, terus masalah buat
Anda. Semua peserta semakin tertawa merespon ucapan Narji Cagur. Saya juga ikut
tertawa terbahak-bahak bersama dengan peserta kuliah umum, pagi itu. Dimana
kebetulan disamping kanan dan kiri saya adalah Bapak/Ibu Dosen kuliah S2 saya,
ada Bapak Edi, Bapak Endang, Bapak Masno Marjohan, Ibu Umi Rusilowati dan
beberapa lainya.
Narji
yang memiliki background pendidikan Sarjana Pendidikan (S.Pd) dari UPI,
mengatakan bahwa kita semua itu harus menjadi guru bagi diri kita dan orang
lain. Lebih lanjut kenapa Ia memberi nama grup lawak Cagur? Cagur itu
singkatan. Cagur berasal dari kata Calon Guru. Ia terinspirasi ketika kuliah
S1.
Ia
menjatuhkan pilihan untuk kuliah S2 di UNPAM karena ia terinspirasi sama Pak
Darsono. Kalau Pak Darsono yang bukan kelahiran Pamulang Tangerang Selatan dapat
membesarkan nama pamulang. Sedangkan
saya yang berkelahiran Tangerang Apa Yang saya berikan kepada tempat
kelahiran saya, tuturnya.
Lebihlanjut
Ia menyampaikan Kepada Bapak/Ibu Dosen nanti ketika Ia sudah kuliah di UNPAM
kalau memang nilainya jelek, ya di tulis jelek apa adanya. Justru ia malah senang.
Ia mengatakan bahwa jika Ia mendapatkan nilai jelek, maka Ia akan mengulangnya.
Berarti Ia mendapatkan kesempatan kuliah lebih banyak dibanding teman-teanya, dapat
kuliah dua kali. Kalau teman-temannya yang lulus kuliah Cuma sekali maka di dua
kali. Maka ilmunya akan lebih banyak dibandingkan yang sekali. Ia juga
mengatakan bahwa setelah lulus sarjana Ia bergelut di dunia pertelevisian
nasional itu semua ada prosesnya tidak ujuk-ujuk. Dan Ia sangat menikmati
proses itu. Begitu juga kehidupan. Dengan gaya bicaranya seorang pelawak. Ia
menyampaikan bahwa kehidupan itu berproses. Oleh karena itu kita harus
menikmati proses. Ingat ketika waktu pacaran sampai menikah sampai punya anak.
Kira-kira enak mana punya anak dengan waktu proses membuatnya. Mana yang kita
nikmati. Pasti lebih nikmat ketika baru membuatnya dibandingkan setelah jadi
anak, tuturnya. Semua peserta tertawa.
Sebetulnya
Ia akan menemani kuliah umum itu sampai selesai, karena orang tua Deni Cagur
meninggal dunia. Maka Ia memohon maaf kepada seluruh peserta kuliah, karena Ia
harus segera menuju kerumah duka. Orang tua Deni Cagur (Bang Jali, Alm) sudah
dianggap Bapaknya sendiri, bahkan ketika kuliah S1 yang memotivasi Narji Cagur
adalah Bapaknya Deni Cagur (Bang Jali, yang meninggal). Sampai-sampai bertanya
soal skripsi. Ketika main kerumah Deni Cagur, yang ditanya Bapaknya Deni Cagur
adalah tentang skripsi. Skripsi sudah selesai atau belum. Akhirnya Narji
berpamitan setelah mengisi acara.
Acara
berlanjut ke acara inti dimana sebagai pembicaranya adalah Prof. Azyumardi
Azra, CBE. Tentu kita sudah tidak asing lagi denganya. Banyak artikel dan buku
yang di hasilkanya. Ia merupakan Mantan Rektor UIN yang pernah menjabat selama
dua periode yaitu periode 1998-2002 dan 2002-2006. dikampus yang sama ia
sebagai direktur pasca sarjana. Ia merupakan salah satu gurubesar pada Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif hidayatullah dan beliau juga sering sekali tampil di
layar televisi.
Untuk
mengisi kuliah di UNPAM ia membawakan tema tentang ”Membangun Universitas
Pamulang Menuju University Of Excellence”.
Maka
Prof. Azyumardi Azra di awal penyampaian kuliahnya diawali dari pemikiranyan tentang
sebuah visi dan misi. Ketika mendengar bahwa UNPAM merupakan satu-satunya
perguruan tinggi swasta di Indonesia dengan
jumlah mahasiswa terbanyak yakni kurang lebih 46.000 mahasiswa. Sesuai
dengan harapan pemilik yayasan Pak H. Darsono bahwa UNPAM yang memang selama
ini terkenal sebagai tempat kuliah dengan biaya yang murah dan yang murah itu
biasanya dipersepsikan dengan tidak bagus. Karena murah dan tidak bagus maka
dianggapnya pendidikan di UNPAM diselenggarakan di ruko-ruko. Maka kali ini
masyarakat yang dapat menilainya. Bahwa yang murah itu tidak selamanya tidak
bagus. Hal ini dibuktikan bahwa unpam menjadi perguruan tinggi swasta dengan
jumlah mahasiswa terbanyak di indonesia. Unpam tetap berkomitmen menjadi
universitas rakyat dimana biaya kuliah murah (terjangkau) sehingga orang yang
tidak mampu secara ekonomi juga dapat kuliah. Banyak dari segi kuantitas tetapi
tetap menjaga kualitas.
Berangkat
dari pemikiran itulah Prof. Azyumardi Azra menyampaikan Visi UNPAM adalah Terwujudnya
UNPAM sebagai ’Universitas Rakyat” yang juga merupakan pusat keunggulan
akademik inovatif dan kompetitif dalam pendidikan, penelitian dan pengabdian
masyarakat.
Misi
UNPAM adalah (1) akselerasi peningkatan kualitas akademis; (2) peningkatan
kualitas SDM Dosen dan Staf Administrasi; (3) peningkatan fasilitas kampus dan
sarana pembelajaran; (4) peningkatan manajemen, pelayanan publik berdasar
prinsip Good Governance; (5) Pengembangan sistem informasi Cyber-campus;
(6) penguatan jaringan kerjasama dengan pihak dalam dan luar negeri; (7)
peningkatan kemitraan dengan berbagai pemangku kepentingan, pemerintah pusat,
pemda dan swasta untuk percepatan pengembangan.
Ada
beberapa tantangan dalam pencapaian visi dan misi UNPAM yakni; (1) peningkatan
jumlah calon mahahasiswa; (2) tuntutan/kebutuhan peningkatan mutu/keunggulan
baik SDM, fasilitas, Administrasi; (3) agresivitas universitas publik dengan
berbagai program; (4) ekspansi/pembukaan cabang universitas asing di asia
tenggara/indonesia; (5) peningkatan globalisasi knowledge-based economy,
employment, IPTEK, dan Informasi Instan.
Untuk
menjawab tantangan tersebut maka universitas perlu melakukan perubahan
paradigma pengelolaan universitas yang lama ke paradigma baru pengelolaan
universitas agar UNPAM dapat beradaptasi dengan lingkungan. Lebih Lanjut Prof.
Azyumardi Azra menyampaikan bahwa universitas harus unggul. Ada 8 tantangan
untuk mencapai keunggulan/kecemerlangan (excellence).
Pertama,
UNPAM harus harus memperluas apresiasi publik atas usaha universitas. Kedua, meningkatkan pemahaman dunia
kerja dan sekitarnya. Prof. Azyumardi Azra mengapresiasi kepada UNPAM kenapa
UNPAM tidak mendirikan kantin yang dikelola kampus sendiri, karena UNPAM
berasal dari rakyat maka kemajuan UNPAM harus juga dapat dirasakan rakyat
sekitar. Oleh karena itu usaha makan dan minum supaya dijadikan lahan mencari
nafkah bagi masyarakat sekitar UNPAM. Masyarakat sekitar UNPAM biar mendirikan tempat makan dan minum
disekeliling UNPAM. Itu merupakan kebijakan yang sangat tepat. Ketiga, UNPAM harus
menjadi lembaga keilmuan yang lebih efektif, yakni lembaga pendidikan yang
trampil menciptakan, memperoleh dan mentransfer pengetahuan, dan sekaligus
trampil menyesuaikan diri dengan pengetahuan dan wawasan baru. Keempat,
mengintegrasikan penilaian, perencanaan dan peningkatan. Kelima, memperkuat dan memperluas komitmen pada
kerjasama dan pada komunitas. Keenam, mengakui bahwa setiap orang dalam
universitas adalah guru bagi yang lain. Ketujuh, memiliki kepemimpinan yang
kuat. Kedelapan, memiliki kerangka visi keunggulan secara lebih luas.
Indokator
unggul dan kompetitif universitas dapat diukur dari; (1) rasio calon mahasiswa
setiap prodi mendaftar dan daya tampung mencapai sekurang-kurangnya 5:1. yakni
jika yang mendaftar di UNPAM adalah 10.000 orang maka yang diterima adalah 2000
orang; (2) lulusan memiliki kompetensi jelas; (3) lulusan setiap prodi
berkemampuan aktif berbahasa asing; (4) dosen sesuai keahlian bidang studi; (5)
mayoritas dosen berpendidikan doktor dan fungsional guru besar; (6) dan
lain-lain.
Lebih
lanjut pembicara menyampaikan bahwa untuk menuju universitas berbasis riset maka
universitas perlu memiliki lembaga khusus penelitian dan pengabdian. Mungkin
yang dimaksud pembicara adalah lembaga khusus yang menangani Penelitian dan
Pengabdian Masyarakat atau penulis sebut sebagai LP2M (lembaga Penelitian dan
Pengabdian Masyarakat). Tugas akhir mahasiswa hendaknya diarahkan untuk
kebermanfaatan perguruan tinggi atau tempat mahasiswa bekerja. Terutama untuk
Tesis. Selain itu, perguruan tinggi harus punya Jurnal yang terakreditasi.
Acara
inti selesai kemudian diadakan sesi foto bersama antara ketua yayasan, jajaran
rektorat, dan pembicara. Kemudian
acara dilanjutkan dengan pembekalan bagi para calon dosen .
[1] Wiyanto adalah Pendidik pada SMP/SMK YPUI Parung-Bogor
sekaligus sebagai mahasiswa MagĂster Manajemen, Pasca
Sarjana Universitas Pamulang Angkatan XV
Tidak ada komentar:
Posting Komentar