Penulis:
Wiyanto
Dosen Pengampuh Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan 2019/2020-2
Pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pamulang
Kesehatan adalah hal
yang paling mendasar, utama untuk
dipenuhi dalam pembangunan bangsa. Sehat yang dimaksud bukan hanya soal sehat
SDM atau manusianya, tetapi juga harus sehat sarana dan prasarananya
(infrastruktur publik), sehat kelembagaanya, serta sehat dalam pelayanan
publiknya, selain yang lainya. Dengan kata lain, untuk menjamin keberlangusngan
bangsa harus sehat dalam pengelolaan negaranya. Unsur man, money, method, machine, material harus dalam kondisi sehat.
Sumber Daya Manusia
(SDM) memegang peran kunci untuk menjamin kesehatan SDM itu sendiri, sarana dan
prasarana, pelayanan publik dan hal lainya. Sebab, secanggih apapun sarana dan
prasarana publik (infrastruktur), sebagus apapun sistem pelayanan publik yang
dibuat oleh pemerintah, jika tanpa didukung oleh SDM-SDM yang sehat akan
berkurang nilai vitalnya. Bahkan tidak dapat memenuhi apa yang menjadi harapan
sebagaimana awal dibentuk dan diciptakanya.
Social
Awareness dan ketahanan kesehatan nasional khususnya SDM menjadi perhatian serius penulis belakangan
ini. Sehat sebagaimana WHO maksudkan adalah keadaan sejahtera yang meliputi
fisik, mental dan sosial yang tidak hanya bebas dari penyakit atau kecacatan.
Senada dengan WHO, di dalam UU Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan, yang
dimaksud sehat adalah keadaan baik fisik, mental, spiritual, maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Menjadi pertanyaan
mendasar saat ini adalah bagaimana ketahanan kesehatan nasional dan social
awareness khususnya SDM saat ini?
Untuk menjawab
problematika di atas, perlu diketahui bahwa isu publik yang menjadi problem
publik saat ini di Indonesia dan dunia adalah terkait soal merebaknya
penyebaran Covid-19. Data per- 18 April
2020 Pukul 12.00 WIB, terdapat total kasus Covid-19 ada sebanyak 6.248 pasien,
jumlah tersebut merupakan hasil akumulasi penambahan 325 kasus dari sebelumnya.
Jumlah pasien sembuh juga mengalami penambahan sebanyak 24 pasien sehingga
total pasien sembuh sebanyak 631 orang. Sedangkan presentase kematian ada 8.56%
(Sumber Kompas.com, Minggu 19 April 2020 Pukul 07:12 WIB).
Selain soal data
tersebut, jumlah provinsi terdampak Covid-19 juga cukup tinggi. Berbagai
kebijakan dibuat dan diberlakukan sesuai dengan standart dan mekanismenya. Baik
di level nasional maupun daerah.
Gambaran
Ketahanan Kesehatan Nasional Ditengah Merebaknya Covid-19
Kata “tahan” itu
sendiri mengandung arti tahan menderita, tabah, kuat, perihal keteguhan hati,
dapat menguasai diri dan tidak kenal menyerah. Sedangkan nasional dalam konteks
ini memiliki arti untuk kepentingan bangsa dan negara, rakyat Indonesia pada
umumnya. Merujuk pengertian diatas, ketahanan nasional dapat dimaknai sebagai
suatu kondisi yang dinamis berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung
kemampuan untuk mengembangkan kekuatan nasional, dalam menghadapi dan mengatasi
segala tantangan, ancaman, hambatan, serta gangguan baik yang datang dari luar
dan dalam yang secara langsung dan tidak langsung yang dapat menghambat dan
mengancam tercapainya tujuan nasional yang dicita-citakan.
____________________
"Social awareness sebagaimana telah mewujud dalam tataran pikir, ucap dan perilaku rakyat Indonesia yang sudah baik ditengah covid-19 ini merupakan asset nasional dan dapat memperkokoh ketahanan kesehatan nasional-ketahanan nasional. Sehingga perlu dijaga, dipelihara dan dirawat keberlanjutanya, bukan hanya ditengah wabah covid-19, tetapi juga dalam hal yang lain".
_____________________
Kekuatan ketahanan
nasional hendaknya tidak hanya dimaknai bagaiamana kondisi kekuatan
pertahananya yang berupa, jumlah
personil (TNI dan POLRI) dan berapa jumlah alutsista yang dimiliki bila
dibandingkan dengan jumlah penduduk atau bahkan dibandingkan dengan kekuatan
militer (personil) serta alutsista yang
dimiliki oleh negara lain. Tentu, itu tidak dapat dijadikan satu-satunya
parameter. Perlu dilihat pula, berapa jumlah kekuatan pertahanan kita (TNI dan
POLRI) yang sehat sebagaimana definisi kesehatan oleh WHO, berapa jumlah
alutsista yang sehat dalam artian bisa difungsikan dan sesuai dengan kebutuhan
saat ini serta mampu untuk mengantisipasi tantangan masa depan. Hal tersebut
manakalah kita lihat dari sudut pandang kekuatan pertahanan dalam
mempertahankan wilayah.
Berbicara soal
ketahanan kesehatan nasional, tentu tidak hanya tentang kondisi ketahanan kesehatan TNI dan POLRI selaku garda terdepan
dalam menjaga wilayah NKRI serta menjamin ketertiban dan kemanaan masyarakat.
Tetapi, ketahanan kesehatan nasional tercermin dari kondisi kesehatan seluruh
warga negara, baik mereka yang berprofesi TNI-POLRI, tenaga medis atau pejabat publik maupun warga negara
biasa.
Ketahanan kesehatan
nasional dalam hal ini adalah SDM –
masyarakat Indonesia yang merupakan bagian dari ketahanan nasional dapat
diartikan sebagai kondisi dinamis tentang bagaimana negara dan warga negaranya mampu
memiliki daya tahan dibidang kesehatan dalam menghadapi Ancaman, Tantangan,
Hambatan dan Gangguan (ATHG) terkait soal kesehatan dalam berbagai bentuk,
situasi dan kondisi serta banyak dan masifnya.
Kekuatan ketahanan
kesehatan nasional dapat dilihat dari seberapa besar jumlah SDM-tenaga
kesehatan nasional yang bisa bekerja dan memberikan layanan kesehatan kepada
masyarakat, jika dibandingkan dengan jumlah masyarakat Indonesia. Kekuatan
ketahanan kesehatan nasional juga dapat dilihat dari sarana dan prasarana
kesehatan nasional yang berupa alat-alat dan keperluan dibidang kesehatan yang
dapat difungsikan serta tidak kekurangan. Ketahanan kesehatan nasional juga
dapat dilihat seberapa mampu konstitusi dan perundang-undangan yang dihasilkan
mengatur soal jaminan kesehatan dan penanganan wabah penyakit. Selain itu,
ketahanan kesehatan nasional dapat juga dilihat dari seberapa siap dan sigap
pemerintah dibidang kesehatan, ketika dihadapkan dengan cepatnya persebaran
wabah covid-19.
Kekurangan tenaga
medis, sehingga membuka kesempatan sukarelawan untuk ambil peran, kekurangan
APD sehingga menggerakkan kesadaran masyarakat untuk membantu tim medis, serta
hal lainya, adalah salah satu gambaran ujian ketahanan kesehatan nasional kita
saat ini yang tidak dapat dipungkiri.
Banyaknya lembaga
sosial, organisasi-organisasi sosial untuk mengambil peran berupa menggalang
donasi untuk wabah Covid-19, selanjutnya dibelikan APD, masker, hand sanitizer
dan lain-lain, juga tak lepas dari gambaran ketahanan pembiayaan dibidang
ketahanan kesehatan nasional.
Selain itu, terlihat
dari bagaimana pemerintah sejak awal Covid-19 memberikan daftar rumah
sakit-rumah sakit rujukan untuk penanganan Covid-19, kian hari daftar rumah sakit
rujukan kian bertambah, ditambah dibukanya wisma atlit dan tempat-tempat lain sebagai rumah sakit darurat atau sekedar
tempat isolasi, juga bagian dari ujian ketahanan kesehatan nasional kita, yang
juga tidak dapat dipungkiri.
Social Awarness ditengah wabah covid-19
Social
awareness yang biasa disebut sebagai kesadaran sosial
merupakan cara individu untuk menganalisa, mengingat dan menggunakan informasi
mengenai kejadian atau peristiwa-peristiwa sosial. Social awareness juga dapat dikatakan sebagai bagaimana seorang
individu sadar akan keberadaanya dan tanggung jawab sosialnya tanpa ada
perintah atau paksaan dari pihak lain.
Manusia sebagai makhluk individu
juga sebagai makluh sosial, terdiri dari susunan jiwa dan raga, berkedudukan
sebagai makluk yang berdiri sendiri, dan bertuhan, hendaknya sadar akan
nilai-nilai fitrah kemanusiaanya.
Sebagai warga negara Indonesia, social awareness juga hendaknya dimiliki
sebagai akibat kelahiranya sebagai seorang manusia di dunia, juga sebagai
akibat keberadaanya sebagai warga negara. Sebagai seorang manusia yang lahir
didunia hendaknya ia tahu dan paham selanjutnya bertindak dengan baik, benar dan
tepat, bahwa ia lahir dari mana, dan mau kemana. Bisakah hidup sendiri tanpa
menggantungkan dengan manusia lain?. Sebagai akibat dari keberadaanya sebagai
warga negara hendaknya menjadi warga negara yang baik yakni warga negara yang good and smart citizen, yang ditandai
dengan kesadaran akan hak dan kewajibanya sebagai warga negara.
Di tengah merebaknya wabah Covid-19,
social awareness memegang peranan
yang sangat penting untuk memperkokoh ketahanan kesehatan nasional. Hal ini
terlihat, dari Pertama, bagaimana
masyarakat memiliki mindset atau pola
pikir yang benar dalam menanggapi problem publik berupa mewabahnya Covid-19 di
Indonesia. Walaupun, masih ada beberapa yang perlu mendapatkan perhatian
khusus, misalnya masih ditemukan sekelompok masyarakat atau individu yang
menolak pemakaman jenazah Covid-19, menolak kehadiran individu kembali ke
masyarakat, mengucilkan individu atau keluarga yang terduga Covid-19, mengusir
perawat yang menangani pasien Covid-19 dari tempat tingalnya.
Kedua, dapat tercermin bagaimana masyarakat bertindak dalam rangka
membantu pemerintah untuk waspada dan mencegah dari dan tertularnya Covid-19.
Sebagaimana terlihat, banyak masyarakat yang teregerak hatinya membantu dengan
ikhlas baik berupa moril maupun materiil. Masyarakat juga mentaati kebijakan-kebijakan
pemerintah kaitanya pencegahan dan penanganan Covid-19, seperti menerapkan social distancing, physical distancing
juga dalam bentuk yang lainya. Namun, pelu juga disayangkan manakalah masih
dijumpai media sosial-media sosial yang masih menyebar berita hoax dan
meresahkan terkait Covid-19.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar