Universitas Negeri Semarang

SELAMAT DATANG PARA PEMBACA. Bekerjalah dengan hatimu melalui KONTRIBUSI DAN PENGABDIAN TERBAIK serta gunakan segala potensi yang anda miliki. Pada saat itu anda tidak akan merasa BEKERJA. karena setiap TINDAKAN adalah pilihan YANG MENDATANGKAN KEBAHAGIAAN.

Selasa, 22 Mei 2012

Untuk Maju Bersama Mencerdaskan Indonesia Itu Sulit, Tetapi Mungkin. Sebuah Refleksi


Hari-hari Terus Berlalu
Tiada pernah berhenti
Seribu rintang jalan berliku
Bukanlah suatu penghalang

Hadapilah segala tantangan
Mohon petunjuk yang kuasa
Ciptakanlah kerukunan bangsa
Kobarkanlah, dalam dada
Semangat jiwa pancasila

Reff.
Hidup tiada mungkin...
Tanpa perjuangan,
Tanpa pengorbanan,
Mulia adanya
Berpegangan tangan...
Dalam satu cita
Demi masa depan indonesia jaya

Sebuah lirik lagu yang mengiringi hari-hariku di tempat tugas. Indonesia Jaya judulnya karya Harvey Malaiholo. Itu merupakan salah satu lagu yang selalu saya ingat, saya nyanyikan dikala motivasi saya menurun. Ibarat lagu itu telah menghipnotis Aku. Ketika semangat menurun saya nyanyikan lagu itu, tidak tahu kenapa semangat saya kembali kuat. Inilah tantangan saya. Saya harus dapat mengatasinya.
MENGINGAT. Sejak saya mengikuti seleksi  wawancara saya ditanya oleh tim penyeleksi salah satu pertanyaanya adalah “daerah mana yang ingin kamu tuju mas?”. Dengan tegas saya jawab NTT Bapak.  “Kamu nanti minoritas lho mas, apakah siap?” saya jawab “siap dengan segala konsekuensinya”.
Seleksi di umumkan, saya ternyata lolos. Sesuai jadwal yang telah ditentukan saya mengikuti pembekalan selama dua minggu di Pusdiklat Provinsi Jawa Tengah.  Usai pembekalan saya diberangkatkan sampai ke lokasi yaitu Kabupaten manggarai NTT.
Perjalanan saya lalui. Berangkat dari semarang naik bus menuju Bandar Udara Juanda si Surabaya. Dari Surabaya perjalanan saya lanjutkan dengan pesawat merpati sampai Bandar Udara Denpasar Bali. Saya transit sebentar. Perjalanan saya lanjutkan dengan pesawat yang sama menuju ke Bandar Udara Komodo Labuhan Bajo. Untuk menuju ke Kabupaten manggarai dari Bandar Udara Komodo Labuhan Bajo saya harus naik Travel dengan perjalanan kurang lebih 6 jam. Rute perjalanan yang dilalui tidak seperti di jawa, jalan lebar dan datar. Kini saya harus melewati jalan yang terjal. Kanan dan kiri jalan adalah bukit yang terjal. Jalan mendaki tinggi. Banyak tikungan yang nanjak. Orang bilang S kuadrat karena saking banyak tikungan, dan jalan naik maka kami menyebutkan S kuadrat-kuadrat. Perjalanan yang indah memang. Tapi penuh tantangan. Saya bayangkan jika supir terlena saat mengendarai mobil gimana ya?.
Tiba saya di kabupaten manggarai. Melihat daftar rencana penempatan di dinas PPO kabupaten saya ditempatkan di SMP Negeri 1 Ruteng-Cancar Kecamatan Ruteng, kabupaten manggarai NTT. Senang rasanya usai melihat itu. Setidaknya sedikit telah memberikan gambaran kepada saya. Karena SMP N 1 maka setidaknya masih dekat dengan Kota.
Pagi itu saya bersama rekan-rekan mengunjungi lokasi sekolah. Letak SMP N 1 Ruteng-Cancar dekat dengan kecamatan ruteng, dekat dengan jalan raya, listrik sudah masuk ke sekolah. Terlihat dari kaca banyak komputer di dalam salah satu ruang sekolah. Dibagian pojok bawah sekolah terlihat baru ada proyek pembuatan sumur bor. Setidaknya telah memberikan gambaran sekolah tempat untuk mengabdikan diri saya nanti. Pada waktu itu saya ketemu dengan penjaga sekolah. Saya sempat ngobrol dan foto bersama di pintu gerbang sekolah.
Namun, saya tidak boleh berlegah diri.
Lebih jauh lagi, lokasi tempat tinggal saya adalah penduduknya  99,9% menganut agama Katolik. Saya muslim. Saya di sini minoritas. saya harus siap mengahadapi itu.
Selain itu, dari segi budaya, adat, bahasa daerah dan kebiasaan yang dimiliki oleh masyarakat jelas berbeda. Misalnya saja, masyarakat banyak yang beternak Babi, dan memelihara anjing. Perlu di ketahui hampir setiap kepala keluarga memelihara babi disini. Jelas hewan ini di agama saya adalah hewan dilarang dimakan dagingnya. dan harus hati-hati dengan najis yang di timbulkannya.
..........................................................
Hari pertama saya masuk ke sekolah. Saya katakan ini orientasi bagi saya. Setelah ditelusuri jumlah siswa dalam sekolah ini adalah 1000 lebih. Jumlah rombongan belajar 24. Dengan rincian kelas VII ada 7 rombongan belajar, kelas VIII 9 rombongan belajar dan kelas IX 8 rombongan belajar. Jumlah guru PNS 27 dan non PNS 6. Ditambah dengan guru SM-3T sejumlah 4 sarjana.
Masuk sekolah dibagi menjadi dua sekolah pagi masuk jam 7 pulang jam 1 dan sekolah sore masuk jam 1 pulang jam 5. Siswa yang sekolah pagi adalah kelas VII dan IX. Siswa yang sekolah sore adalah kelas VIII. Ketika dalam satu hari saya mengajar kelas VII dan VIII maka saya harus masuk sekolah pagi jam 7 dan pulang sore jam 5. Maka sebelum berangkat sekolah saya mempersiapkan diri terlebih dahulu. Misal mengenai peralatan ibadah dan lain-lain.
.........................................................
Hari-hari saya lalui. Kegiatan bemalajar mengajar saya lakukan. Saya menemukan kejanggalan.
Di sini adalah tantangan saya.
......................................................
Jika teman-teman saya dihadapkan pada masalah kondisi medan , listrik, sinyal. Saya dihadapkan pada kondisi sekolah yang boleh saya katakan perlu adanya perbaikan manajemen. Belum lagi dihadapkan dengan persoalan kedisiplinan, etos kerja guru. Saya katakan inilah tantangan saya. Untuk berani mengajak dan mengatakan mari.
Sekolah ini akan luar biasa jika seluruh komponen memiliki rasa saling memiliki mendukungnya. Baik itu kepala sekolah, guru, pegawai tata usaha, komite, orangtua siawa, pengawas sekolah, dan seluruh komponen yang terlibat.
Pendidikan pada dasarnya adalah bagaimana membuat siswa menjadi sadar. Pendidikan bagi siswa yang menyadarkan bukan hanya mendidik siswa untuk patuh. Karena setelah saya perhatikan ternyata mereka patuh bukan karena kesadarnya tetapi karena mereka takut.
Masih banyak lainya
..........................................................
Memang sekolah jika mau memanfaatkan apa yang dimiliki oleh sekolah, menggunakan segala sumber daya yang ada maka sekolah ini akan menjadi sekolah luar biasa.
Dengan segala kelemahan yang ada. Saya katakan ini  adalah tantangan saya.
................................................

Saya bicara apa adanya, bukan ada apanya dan bukan mengada-ada
...................................................
Walaupun saya dihadapkan dengan lokasi daerah yang jauh berbeda baik dari segi adat budaya dan bahasa, saya berfikir bahwa tetap satu juga yaitu Indonesia. Sesuai dengan semboyan “Bhinneka Tunggal Ika”. Walupun berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Maksudnya walaupun saya dihadapkan pada kondisi daerah yang berbeda dengan tempat kelahiran saya baik agama, budaya, adat, kebiasaan, dan bahasa daerah yang berbeda tetapi saya katakan semuanya adalah satu. Yaitu bangsa Indonesia.
Dengan adanya perbedaan yang ada itu tidak menjadi masalah bagi saya dan saya tidak mempermasalahkanya. Justru dengan adanya perbedaan tersebut, kita jadikan suatu kekayaan sehingga tercipta suasana yang aman, tentram dan harmonis.
Disadari atau tidak, memang dalam menjalankan segala aktifitas tidak semulus yang aku bayangkan. Tidak semudah ketika saya membalikkan telapak tangan.
Saya yakin Tuhan telah menciptakan manusia dengan segala potensi  yang dimilikinya. Potensi itu tidak dimiliki oleh mahluk-mahluk ciptaan tuhan yang lainya misalnya hewan. Maka saya berusaha dengan segala potensi yang saya miliki.
Saya berusaha dengan segala keterbatasan, dengan segala kesulitan, segala kelemahan menjadi sesuatu yang berharga segala sesuatu yang luar biasa.  Saya tidak boleh menyalahkan, tidak mempermasalahkan keadaan tetapi bagaimana manciptakan keadaan. Denagn segala keterbatasan saya harus dapat menjadikanya sebagai sebuah prestasi yang tinggi. Untuk itu perlu adanya dukungan. Dengan ketulusan hati, segala amal-amal terpuji, dengan jiwa pahlawan sejati. Supaya semua jadi berarti.
Mari berbagi untuk negeri,
Mari berbagi dengan inspirasi,
Mari menjadi teladan sejati,
Mari .......Mari..............
Setidaknya,
Sejak munculnya program SM-3T, yang disambut baik sarjana-sarjana indonesia yang luar biasa, yang dapat dibuktikan dari jumlah pendaftar yang begitu banyak. Telah mewarnai perjalanan pendidikan di indonesia. Sebagai sarjana pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan peristiwa ini menandakan; dengan munculnya sarjana-sarjana yang terpanggil untuk mengabdikan dirinya di daerah 3T (terdepan, terluar dan tertinggal) menandakan munculnya kesadaran nasionalisme sarjana-sarjana di indonesia. Ibarat matahari yang baru terbit di ufuk timur.  Munculnya matahari menandakan pergantian malam dan siang. Dari gelap menuju terang.  Munculnya sarjana-sarjana yang siap mengabdikan dirinya di daerah 3T dapat memberika pencerahan, menghilangkan keterbelakangan, memberikan semangat baru yang membangunkan dan menyadarkan. Untuk itu mari kita samakan persepsi kita. Mari kita miliki

Muku ca pu’u toe woleng curup (kesatuan kata)
Pung ca tiwu neka woleng wintuk (kesatuan tindakan)
Teu ca ambong neka woleng lako (kesatuan langkah)

Untuk Maju Bersama Mencerdaskan Indonesia!.(Wiyanto, S.Pd.)

--------------------SM-3T 000314----------------





2 komentar: