Universitas Negeri Semarang

SELAMAT DATANG PARA PEMBACA. Bekerjalah dengan hatimu melalui KONTRIBUSI DAN PENGABDIAN TERBAIK serta gunakan segala potensi yang anda miliki. Pada saat itu anda tidak akan merasa BEKERJA. karena setiap TINDAKAN adalah pilihan YANG MENDATANGKAN KEBAHAGIAAN.

Rabu, 08 Februari 2012

ALAM TAKAMBANG JADIKAN GURU

Alam terkembang menjadi guru adalah pepatah lama yang tak lekang oleh waktu
dan semakin sinkron dengan kecenderungan sekarang kembali ke Alam.
Peristiwa di sekitar kita memberi pembelajaran untuk bersikap lebih bijak jika
kita membuat renungan dan tak reaktif dengan segala yang terjadi
Siswa di ajak menanam pohon


Siswa di ajak menyaksika tukang parkir yang memarkin kendaraan/mensimulasikan jadi tukang parkir, dan lain-lain.

Sumatera Barat adalah sebuah propinsi yg mengenal banyak petath-petitih, semacam moto atau peribahasa yg berisikan pedoman, pelajaran, sindiran, falsafah dan semboyan hidup. Sebagian besar petatah-petitih tersebut bersumberkan dari agama  karena adat Minang itu bersumber utama kepada Kitabullah seperti dikatakan dalam moto atau semboyan adat  Minang : Adat Basandi Syarak- Syarak Basandi Kitabullah.

Salah satu dari petata-petitih Minang yg terkenal itu adalah “Alam Takambang Jadikan Guru”.  Melalui semboyan atau moto ini seseorang diharuskan melihat alam sekitarnya, alam ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa, dimana banyak kejadian atau kondisi dialam merupakan pelajaran bagi manusia.

Kalau kita perhatikan dalam Al Qur’an maka moto Alam Takambang Jadikan Guru ini adalah didasarkan pada surat 96, Al-’Alaq yg pada ayat 1-5 Allah memerintahkan manusia untuk  “Membaca”. Membaca disini mempunyai pengertian yg luas tidak hanya membaca yg tersurat  seperti kitab suci atau buku-buku tapi juga membaca (mempelajari) alam ciptaan Tuhan sebagaimana tafsir dari ayat 1 Surat Al ‘Alaq tersebut   :    Bacalah Dg Nama Tuhanmu Yg Menciptakan, (Iqra’ bismi rabbikallazi khalaq).

Kenapa Tuhan tidak menyuruh : Bacalah Dg Nama Tuhanmu Yg Maha Pengasih dan Penyayang, atau dengan Nama Tuhan Yg Lain seperti Maha Bijaksana, Maha Mengetahui dan lain-lain ?, ya karena kita disuruh mempelajari segalanya termasuk ciptan-ciptaan Tuhan (Alam), tidak hanya Pengasih dan Penyayang-Nya saja.

Begitu juga dg “Alam Takambang Jadikan Guru” yg merupakan falsafah hidup orang Minang, kita disuruh mempelajari alam secara menyeluruh, belajarlah dari alam, lihatlah sesuatu dari minimal dua arah, sisi baik dan sisi buruknya, dampak positif dan juga dampak negatifnya,manfaat dan mudharatnya,  janganlah mempelajari atau melihat sesuatu hanya dari satu arah saja, karena begitu juga yg diajarkan dalam Al Qur’an. Misalnya kenapa Judi atau Minuman Keras dilarang ? Sebagaimana kita ketahui keduanya mempunyai  manfaat dan sekaligus juga mudharat, setelah diteliti ternyata kedua kebiasaan tersebut mudharatnya lebih banyak dari manfaatnya, makanya dilarang.

Kalau kita lihat kondisi sekarang, seorang atau kelompok, bila pemerintah mengeluarkan suatu kebijakkan, maka akan langsung terdengar yg mengatakan itu tidak tepat, tidak akan menyelesaikan masalah, hanya buang-buang waktu dan uang saja, segala kejelekkannya dikemukakan atau kalau ada seseorang mendiskreditkan pemerintah maka pihak pemerintah langsung buat counter attack, hingga menghasilkan suatu konfrontasi.

Dalam hal ini kita perlu mencontoh Nabi ketika dia menyampaikan da’wahnya di Thaif, masyarakat disana melemparinya dg batu bahkan dg kotoran manusia dan  malaikat Jibril sudah siap pasang badan untuk menghancurkan orang Thaif, tapi Nabi mengatakan jangan, Nabi melihat mengapa mereka melempari Nabi, kata Nabi mereka tidak tahu bahwa apa yg disampaikan Nabi adalah sesuatu yg baik.

Marilah kita belajar kepada alam, bagaimana asam digunang, garam dilaut ketemu dalam belanganbercampur dg garam gula dan bumbu masakan lain menghasilkan gulai “kapalo lauak” (Kepala Ikan) masakan Padang yg aduhai rasanya, atau bila ketemu dengan daging sapi diolah menjadi randang Padang, wuih bukan main enaknya. Tapi cobalah makan asam saja atau garam saja pasti akan sulit menelannya.

Hal ini menjelaskan kepada kita penyatuan berbagai ras dan suku,  bila diaduk dalam belanga oleh seorang pemimpin yg baik, pasti akan menghasilkan suatu Negara Kesatuan Republik Indonesia yg akan menitikkan selera negara lain yg melihatnya. Fa’tabiru Ya Ulil Absor, La’allakum Turhamun, Jadikanlah I’tibar hai orang yg mempunyai pandangan tajam,  mudah-mudahan kamu menjadi orang beruntung. Semoga. Salam dan Terima Kasih

Tidak ada komentar:

Posting Komentar