Alam terkembang menjadi guru adalah pepatah lama yang tak lekang oleh
waktu
dan semakin sinkron dengan kecenderungan sekarang kembali ke Alam.
Peristiwa di sekitar kita memberi pembelajaran untuk bersikap lebih
bijak jika
kita membuat renungan dan tak reaktif dengan segala yang
terjadi
Siswa di ajak menanam pohon
Siswa di ajak menyaksika tukang parkir yang memarkin kendaraan/mensimulasikan jadi tukang parkir, dan lain-lain.
Sumatera Barat adalah sebuah propinsi yg mengenal banyak
petath-petitih, semacam moto atau peribahasa yg berisikan pedoman,
pelajaran, sindiran, falsafah dan semboyan hidup. Sebagian besar
petatah-petitih tersebut bersumberkan dari agama karena adat Minang
itu bersumber utama kepada Kitabullah seperti dikatakan dalam moto atau
semboyan adat Minang : Adat Basandi Syarak- Syarak Basandi Kitabullah.
Salah satu dari petata-petitih Minang yg terkenal itu adalah “Alam
Takambang Jadikan Guru”. Melalui semboyan atau moto ini seseorang
diharuskan melihat alam sekitarnya, alam ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa,
dimana banyak kejadian atau kondisi dialam merupakan pelajaran bagi
manusia.
Kalau kita perhatikan dalam Al Qur’an maka moto Alam Takambang Jadikan
Guru ini adalah didasarkan pada surat 96, Al-’Alaq yg pada ayat 1-5
Allah memerintahkan manusia untuk “Membaca”. Membaca disini mempunyai
pengertian yg luas tidak hanya membaca yg tersurat seperti kitab suci
atau buku-buku tapi juga membaca (mempelajari) alam ciptaan Tuhan
sebagaimana tafsir dari ayat 1 Surat Al ‘Alaq tersebut : Bacalah Dg
Nama Tuhanmu Yg Menciptakan, (Iqra’ bismi rabbikallazi khalaq).
Kenapa Tuhan tidak menyuruh : Bacalah Dg Nama Tuhanmu Yg Maha Pengasih
dan Penyayang, atau dengan Nama Tuhan Yg Lain seperti Maha Bijaksana,
Maha Mengetahui dan lain-lain ?, ya karena kita disuruh mempelajari
segalanya termasuk ciptan-ciptaan Tuhan (Alam), tidak hanya Pengasih
dan Penyayang-Nya saja.
Begitu juga dg “Alam Takambang Jadikan Guru” yg merupakan falsafah
hidup orang Minang, kita disuruh mempelajari alam secara menyeluruh,
belajarlah dari alam, lihatlah sesuatu dari minimal dua arah, sisi baik
dan sisi buruknya, dampak positif dan juga dampak negatifnya,manfaat
dan mudharatnya, janganlah mempelajari atau melihat sesuatu hanya
dari satu arah saja, karena begitu juga yg diajarkan dalam Al Qur’an.
Misalnya kenapa Judi atau Minuman Keras dilarang ? Sebagaimana kita
ketahui keduanya mempunyai manfaat dan sekaligus juga mudharat,
setelah diteliti ternyata kedua kebiasaan tersebut mudharatnya lebih
banyak dari manfaatnya, makanya dilarang.
Kalau kita lihat kondisi sekarang, seorang atau kelompok, bila
pemerintah mengeluarkan suatu kebijakkan, maka akan langsung terdengar
yg mengatakan itu tidak tepat, tidak akan menyelesaikan masalah, hanya
buang-buang waktu dan uang saja, segala kejelekkannya dikemukakan atau
kalau ada seseorang mendiskreditkan pemerintah maka pihak pemerintah
langsung buat counter attack, hingga menghasilkan suatu konfrontasi.
Dalam hal ini kita perlu mencontoh Nabi ketika dia menyampaikan
da’wahnya di Thaif, masyarakat disana melemparinya dg batu bahkan dg
kotoran manusia dan malaikat Jibril sudah siap pasang badan untuk
menghancurkan orang Thaif, tapi Nabi mengatakan jangan, Nabi melihat
mengapa mereka melempari Nabi, kata Nabi mereka tidak tahu bahwa apa yg
disampaikan Nabi adalah sesuatu yg baik.
Marilah kita belajar kepada alam, bagaimana asam digunang, garam dilaut
ketemu dalam belanganbercampur dg garam gula dan bumbu masakan lain
menghasilkan gulai “kapalo lauak” (Kepala Ikan) masakan Padang yg aduhai
rasanya, atau bila ketemu dengan daging sapi diolah menjadi randang
Padang, wuih bukan main enaknya. Tapi cobalah makan asam saja atau garam
saja pasti akan sulit menelannya.
Hal ini menjelaskan kepada kita penyatuan berbagai ras dan suku, bila
diaduk dalam belanga oleh seorang pemimpin yg baik, pasti akan
menghasilkan suatu Negara Kesatuan Republik Indonesia yg akan menitikkan
selera negara lain yg melihatnya. Fa’tabiru Ya Ulil Absor, La’allakum
Turhamun, Jadikanlah I’tibar hai orang yg mempunyai pandangan tajam,
mudah-mudahan kamu menjadi orang beruntung. Semoga. Salam dan Terima
Kasih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar