Universitas Negeri Semarang

SELAMAT DATANG PARA PEMBACA. Bekerjalah dengan hatimu melalui KONTRIBUSI DAN PENGABDIAN TERBAIK serta gunakan segala potensi yang anda miliki. Pada saat itu anda tidak akan merasa BEKERJA. karena setiap TINDAKAN adalah pilihan YANG MENDATANGKAN KEBAHAGIAAN.

Selasa, 21 Februari 2012

MISKIN ILMU, TIDAK HARUS PUTUS ASA


MISKIN ILMU, TIDAK HARUS PUTUS ASA
(seri otak kanan)
Oleh: Wiyanto

Pada suatu kesempatan Si kaya ilmu bertanya pada Si miskin ilmu...
Si Kaya Ilmu            : “Kok nggak ikut diskusi Mas, Kita kan dapat  bertukar pikiran, pengalaman. Ya itung-itung menyumbangkan ( baca sedekah) sedikit ilmu yang kita miliki, Mas?”
Si Miskin Ilmu         : “Nggak ah! Takut ilmuku berkurang, takut mereka jadi pintar, malah saya jadi miskin ilmu!”
Si Kaya Ilmu            : “Takut jadi miskin ilmu? Kayak pernah kaya ilmu saja!”
Si Miskin Ilmu         : “Jangan ngeledek ya!”
Si Kaya Ilmu            : “Maaf. Ngepasin. Heeeeeeeee. Mas saya nasehatin ni, sebenarnya orang yang masih miskin ilmu juga perlu menyumbangkan gagasan, pemikiran. Itung-itung gak bisa sedekah uang kita bisa sedekah ilmu”. (lihat Qs.65:7)
Si Miskin Ilmu         : “Ah banyak orang pandai, banyak title (S, M, D, P, A, I) dan kaya ilmu hidupnya gak bahagia.”
Si Kaya Ilmu            : “BETUL.Cuma lebih banyak lagi orang yang miskin ilmu dan tidak bahagia aliyas hidup menderita.”
Si Miskin Ilmu         : “Jangan salah! Walaupun saya miskin ilmu saya tidak pernah sombong.”
Si Kaya Ilmu            : “Lha, itu sih wajar. Masak miskin ilmu sombong apa kata orang?”
Si Miskin Ilmu         : “Ralat. Maksudnya walaupun miskin ilmu saya nggak pernah bohong. Selalu JUJUR.”
Si Kaya Ilmu            : “Nah JUJUR-nya diterusin dan miskin ilmunya jangan diterusin. Banyak-banyaklah belajar, belajar dan belajar. Beli buku, baca buku, koran majalah, jurnal, dan lain-lain, belajarlah dari pisau semakin di asah semakin tajam.”
Si Miskin Ilmu         : “Tapi miskin ilmu itu kan takdir.”
Si Kaya Ilmu            : “Siapa bilang. Mas DENGARKAN!
1.      Pada dasarnya tuhan hanya memberikan kekayaan (baca kekayaan ilmu) dan kecukupan (baca kecukupan ilmu). Dia tidak pernah memberikan kemiskinan.
2.      Ketika kalah dalam suatu perang Nabi segera introspeksi dan mengoreksi timnya. Bukan-nya mencari-cari alasan dan menyalah-nyalahkan takdir, layaknya perangai pecundang.
3.      Demikian pula, miskin ilmu itu buah dari do’a, ibadah dan ikhtiar manusia.
4.      Jadi kaya atau miskin itu adalah pilihan bukan takdir.
5.      Bicara soal takdir.
Tuhan-lah yang menetapkan takdir, BENAR?
Nah sekiranya dia mau kira-kira dia bisa merubah takdir, BENAR?
Yah pasti bisa kan dia itu Maha Berkehendak!
Yah pasti bisa! Kan dia itu Maha Berkuasa!
Pastilah dia bisa merubah segala sesuatu, termasuk takdir, BENAR? Di mana dia dapat meneruskan ketatapan itu merubahnya atau menghapusnya.” (Lihat Qs-13:39)
Si Miskin Ilmu         : “berarti saya harus kaya ilmu.”
Si Kaya Ilmu            : “BENAR. Kita harus kaya ilmu dan bersedekah dengan ilmu. Dengan sedekah ilmu, Ilmu kita bertambah, nasib berubah untuk kemaslahatan umat manusia. AMIN
Cerita diatas semoga dapat membuka mata, pikiran dan hati kita semua untuk senantiasa belajar, berbagi limu yang kita miliki kepada siapapun, dimanapun dan kapanpun. Bagi teman-teman Si ikutlah organisasi keSian, ikutlah diskusi, berbagilah kepada teman, sisihkan uang untuk beli buku, majalah, koran, jurnal dan lain-lain. Banyak-banyaklah membaca apapun itu untuk memperkaya ilmu kita. Akhirnya saya ucapkan selamat hidup dengan kaya ilmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar